Luar biasa. Itulah kata yang tepat diberikan untuk Hera Desi Ana Rachmawati yang mendominasi sirkuit nasional (sirnas) tahun ini di nomor tunggal putri dewasa.
Penulis: Tovan Kumara
Dari delapan seri yang berlangsung selama 2016, pebulu tangkis Mutiara Cardinal Bandung ini tujuh kali menjadi juara. Dia hanya sekali gagal juara saat seri tujuh di Semarang, Oktober.
Mantan pemain pelatnas Cipayung ini meraih gelar ketujuhnya itu di seri sirnas ke delapan yang bertajuk Djarum Sirnas Premier Jawa Timur Terbuka yang digelar di GOR Sudirman, Surabaya, 14-19 November.
Pada partai final, Hera menundukkan Aprilia Yuswandari dari PB Semen Gresik dengan skor 21-14, 21-18, Sabtu (19/11/2016).
Dengan tujuh kali juara, Hera kini menyandang julukan baru yakni Ratu Sirnas. Tahun lalu, gelar ini diraih oleh Febby Angguni dengan lima gelar juara sirnas.
Hera tidak menyangka bisa juara di Surabaya. Menurutnya, persaingan sangat berat dari awal hingga final persaingan. Apalagi saat final, dia bertemu Aprilia yang pernah mengalahkannya pada semifinal seri tujuh.
"Saya tidak menyangka menjadi juara lagi. Aprilia lawan yang tangguh, dia pernah mengalahkan saya. Tetapi, saya sangat bersyukur akhirnya bisa memenangi pertandingan," ucapnya seusai laga.
Pebulutangkis yang sempat berada di peringkat ke-34 dunia ini menuturkan setelah terdegradasi dari Cipayung akibat cedera lutut pada 2014, dirinya lebih memilih fokus pada klub dan kejuaraan yang sesuai dengan fisiknya. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki performanya setelah cedera.
"Saya kini konsentrasi ke klub dan mengikuti kejuaraan yang ringan saja yang sekaligus menjaga performa," kata Hera.
Rencananya, Hera akan mengikuti beberapa turnamen di Malaysia dan Thailand tahun depan. Dia berharap masih bisa bersaing di level yang lebih tinggi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.718 |
Komentar