Manajer Manchester United, Jose Mourinho (53), mengklaim bahwa pasukannya merupakan klub yang paling tidak beruntung di Premier League. Menurutnya, sejumlah skenario buruk kerap menghalangi United meraih hasil yang diinginkan.
Mourinho mengutarakan cap kesialan yang menimpa timnya setelah ditahan Arsenal 1-1 di Old Trafford, Sabtu (19/11/2016).
Manchester United memimpin lebih dulu via gol Juan Mata sebelum disamakan Arsenal melalui aksi Olivier Giroud di menit-menit terakhir.
"Saya sangat bahagia dengan tim kami, tapi saat ini saya menilai bahwa kami merupakan tim paling tidak beruntung karena itulah kenyataanya," kata Mourinho, dikutip dari Sky Sports.
Pelatih beken asal Portugal itu menjabarkan lebih lanjut alasan apesnya Man United menurut hasil tiga partai kandang terakhir yang berujung skor imbang.
Masing-masing terjadi saat ditahan Stoke City 1-1 (2/10/2016), Burnley 0-0 (29/10/2016), dan teranyar Arsenal 1-1.
"Kami seharusnya menang 5-0 atau 6-0 atas Stoke, tapi hanya seri. Saat melawan Burnley kami wajar menang 5-0 atau 6-0, tapi cuma seri. Sekarang, kami semestinya unggul 2-0 atau 3-0 dan malah imbang lagi," kata Mou.
Baca Juga:
- Rekor Gol Kandang Barcelona Berakhir, Mana Kontribusi Si Manusia 425 Miliar?
- Immobelotti, Duet Tumpuan Baru di Lini Depan Italia
- Siapa yang Bisa Lolos ke Babak 16 Besar Liga Champions Selasa Ini?
Aspek ketidakberuntungan yang dibahas Mourinho melibatkan berbagai segi, seperti dirugikan karena keputusan wasit, problem cedera, kehebatan kiper lawan, sampai campur tangan tiang/mistar gawang.
Benarkah demikian? Berikut penjabaran 4 aspek tersebut.
- Keputusan wasit
Jamak muncul reaksi Mourinho memprotes keputusan wasit karena merasa timnya dirugikan, terutama soal klaim penalti.
Publik boleh saja sepakat mengingat data menunjukkan United cuma mendapatkan satu tendangan penalti di liga musim ini.
Angka tersebut jauh dari perolehan buat Manchester City (memenangkan 5 penalti) atau trio Arsenal, Liverpool FC, dan Tottenham Hotspur (4).
Mourinho is furious as he believes Manchester United should have had a penalty! Hard done by? Live on SS1 now. https://t.co/aalpLkXz1J pic.twitter.com/ytmQn6KzGe
— Sky Football (@SkyFootball) November 19, 2016
Akan tetapi, United pada sisi lain menjadi tim dengan angka hukuman yang minim. Setan Merah baru satu kali dihukum tendangan 12 pas.
Bandingkan dengan sanksi yang diderita Man City (6 kali) atau Arsenal dan Liverpool (4).
- Problem cedera
Klaim soal kondisi fisik pemain yang tidak bugar bolehlah dipertimbangkan mengganggu performa Man United.
Hal itu karena Setan Merah tercatat mengalami masalah cedera 27 kali di Premier League 2016-2017. Jumlah tersebut cuma kalah dari Sunderland (30).
Jose Mourinho's disbelief at United not being given a penalty! #MUFC pic.twitter.com/h0XnbdH75f
— Manchester United (@ManUtds_News) November 19, 2016
- Kehebatan kiper musuh
Sampai pekan ke-12, Manchester United cuma punya angka konversi tembakan menjadi gol sebesar 11,6 persen atau terendah kelima di liga.
Kalau dipersempit, cuma 17 dari 67 upaya tepat sasaran United yang melahirkan gol.
Rendahnya tingkat realisasi peluang diklaim berhubungan dengan heroisme kiper lawan yang selalu terpacu tampil hebat saat melawan Setan Merah.
Misalnya, rekor 11 saves kiper Burnley, Tom Heaton, membuat United cuma meraih satu poin dari skor imbang 0-0.
Total, kiper-kiper lawan melakukan 49 penyelamatan terhadap peluang Man United musim ini. Angka tersebut jauh di atas rata-rata saves di Premier League untuk satu klub (34 kali).
- Faktor tiang gawang
Urusan kegagalan bikin gol karena membentur tiang/mistar gawang musuh bisa saja dikategorikan aspek ketidakberuntungan. Toh, hal ini bisa pula dipengaruhi akurasi tembakan si pemain.
Apa pun, jumlah 5 upaya Man United yang membentur tiang gawang musuh tidak ada apa-apanya dibandingkan kesialan yang dialami Bournemouth.
Musim ini, Bournemouth bisa disebut klub paling apes karena paling sering mendapati tembakan mereka digagalkan tiang, yakni 13 kali!
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Sky Sports, Whoscored |
Komentar