Singapura kemungkinan akan berhenti menggelar balapan Formula 1 setelah pihak pengelola tidak berniat memperpanjang kontrak dengan pihak promotor F1.
Beberapa bulan lalu beredar spekulasi soal masa depan GP Singapura. Kontrak sebagai penyelenggara balapan malam hari ini akan berakhir pada pengujung 2017.
CEO F1 Bernie Ecclestone dalam wawancara dengan media olahraga Jerman, Auto Motor Und Sport yang dilansir Motorsport meyakini bahwa Singapura tidak ingin memperpanjang kesepakatan sebagai penyelenggara grand prix.
Ecclestone mengakui penyelenggaraan Singapura GP membutuhkan banyak dana. Sebaliknya, pihaknya juga memberi banyak pemasukan bagi Singapura.
"Singapura merasa mereka sudah tidak lagi menjadi negara transit. Sekarang mereka sudah mencapai tujuan sehingga tidak ingin menggelar balapan F1 lagi," ucap Ecclestone.
Keraguan masa depan Singapura muncul setelah kepastian Jerman dan Brasil sebagai tuan rumah grand prix untuk 2017 dipertanyakan.
Baca Juga:
- Leicester Terpuruk, Ranieri Bicara Degradasi
- Satu Permintaan Stefano Pioli yang Bikin Inter Berhasil Mendikte Milan
- Cetak 2 Gol, Suso Tak Diizinkan Montella Pulang dengan Berjalan Kaki
"Kami melakukan yang terbaik untuk menjaga Kanada masuk dalam kalender F1. Di Brasil kami mencoba upaya yang sama, bahkan jika itu sulit. Untuk sirkuit Hockenheim, kami tidak bisa mensubsidi balapan di Jerman," tutur Ecclestone.
Dia juga mengaku tidak akan terkejut jika beberapa produsen saat ini, termasuk Mercedes juga akan berhenti terlibat dalam F1 untuk beberapa tahun ke depan.
"Itu bisa terjadi kepada kami jika Mercedes dan Ferrari menarik diri dari. Tetapi, sejujurnya hal tersebut bukan kabar yang terlalu buruk jika dengan kondisi ini balapan bisa menjadi hal menarik," kata Ecclestone.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motorsport |
Komentar