I Made Pasek Wijaya yang kini menjadi asisten pelatih Arema, ternyata telah meninggalkan tanah kelahirannya, Bali, sejak usia 15 tahun. Dia kembali ke Pulau Dewata pada 2002 lalu.
Kala itu, I Made Pasek Wijaya membela Persegi Gianyar di kompetisi tertinggi Tanah Air, Divisi Utama, sebelum ada level Indonesia Super League (ISL).
Namun setelah beberapa tahun di Pulau Dewata, Made Pasek kembali meninggalkan Bali. Dia pun sudah merasa bosan di luar tanah kelahirannya dan ingin sekali kembali untuk menetap selamanya di Bali.
”Sudah terlalu lama di luar Bali, saya meninggalkan tanah kelahiran sejak usia remaja. Sekarang, saya hanya memikirkan kapan bisa terus menetap di Bali dan dekat dengan keluarga,” ujar Made Pasek.
Semua itu diungkapkan eks bek sayap timnas Indonesia era 1990-an saat menghadiri pernikahan keponakannya, I Made Randi Pradana, di Denpasar, Sabtu (19/11/1016).
Baca juga:
- Kapten Filipina Kecewa, Siap Belajar Sebelum Lawan Indonesia
- 'Banyak Pemain Indonesia Tekniknya Bagus, Tetapi Mereka Tak Punya Skill'
- Ada Eks Klub ISL dan Mantan Pilar Timnas U-19 di Putaran Nasional Linus 2016
Seusai bermain untuk Persegi pada 2002, pria yang kini berusia 47 tahun itu hijrah ke Persekaba Badung. Pemain yang 13 tahun membela Pelita Jaya ini membela Persekaba sampai 2005 dan memutuskan gantung sepatu.
Dia pun langsung mengawali karier sebagai pelatih. Klub Divisi I (kini Divisi Utama) asal Bali, Perst Tabanan, yang pertama kali ditanganinya.
Kini hanya dengan mengantongi Lisensi C AFC, jebolan Diklat Ragunan itu masih berkutat sebagai asisten pelatih di Arema Cronus.
Untuk itu, Made Pasek berharap PSSI dengan kepengurusan baru segera mengagendakan kursus kepelatihan untuk Lisensi B AFC. Dia ingin mendapatkan lisensi itu yang tertunda sejak 2015.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar