Meninggalnya Panus Korwa menyisakan duka mendalam di antara pemain-pemain lawas Arema. Di mata rekan-rekannya, pemain asal Papua itu merupakan sosok yang menyenangkan dan ada kenangan dengan panggilan Pak Tua.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh pemain Arema era 1990-an, Agus Yuwono.
"Secara pribadi, dia adalah sosok yang menyenangkan, tidak membeda-bedakan mana junior mana senior," tutur mantan pelatih Persegres Gresik United itu.
Di kalangan pemain Arema saat itu, Panus Korwa memiliki panggilan khas. Panus adalah pemain yang didatangkan oleh pendiri Arema, Acub Zaenal, bersama dua pemain asal Papua lainnya: Mecky Tata dan Dominggus Nowenik.
"Kami memanggilnya Pai Tua, artinya adalah Pak Tua, karena dia memang senior kami saat itu. Dia senior saya, baik dari sisi usia maupun pengalaman," tutur Agus.
Rekan lainnya, Joko Susilo, yang saat ini merupakan asisten pelatih Arema mengungkapkan bahwa Panus adalah sosok yang sabar dan tidak bisa marah.
Baca juga:
- Kurniawan Diajak Pelatih Timnas Thailand Main untuk Klub Vietnam
- Gendut Doni Ungkap Kemelut di Timnas Piala Tiger 2000
- Duel Kontra Semen Padang Ujian Konsistensi Deden Natshir
“"Dia orangnya enggak pernah marah dan suka bercanda, malah kadang saya sama Kuncoro (asisten pelatih Arema), agak kelewatan juga saat bercanda. Beliaunya tidak sakit hati, paling hanya mengejar-ngejar kami,” ucapnya.
Saat era 1990-an, kedekatan di antara pemain-pemain Arema baik junior maupun senior tidak diragukan lagi. Bahkan hal tersebut dianggap sebagai kunci Arema bisa merebut gelar juara Galatama 1992/1993.
Di sisi lain, secara skill, Joko mengungkapkan bahwa saat itu sosok Panus merupakan pemain yang memiliki bakat alam yang luar biasa.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar