Laga persahabatan antara Italia dan Jerman di Stadion San Siro, Selasa (15/11/2016) waktu setempat, bakal menggunakan teknologi tayangan ulang yang dapat membantu wasit dalam menentukan keputusan krusial.
Pada Maret 2016, teknologi Video Assistant Referees (VAR) telah disetujui oleh Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional. Jika berhasil, sistem tersebut akan digunakan pada Piala Dunia 2018 di Rusia.
VAR bertujuan membantu wasit dalam mengevaluasi keputusan yang berpotensi kontroversial, seperti menentukan terciptanya gol atau tidak, memberikan penalti, kartu merah, dan kasus kesalahan identitas.
Beberapa laga internasional sudah berkesempatan mencicipi teknologi tersebut, contohnya partai antara Italia dan Prancis pada September 2016.
What will experiments with video assistant referees look like?
— FIFA.com (@FIFAcom) June 27, 2016
Find out here: https://t.co/YiI287App5 pic.twitter.com/swOW9KQ0rY
Teknologi itu juga telah digunakan di enam negara lainnya yakni Australia, Brasil, Jerman, Belanda, Portugal, dan Amerika Serikat.
Saat ini, VAR masih dalam tahap percobaan. Meskipun dapat merekam segala kejadian secara detail, sang wasit belum bisa melihat tayangan ulang di tempat monitor.
"Saya berharap teknologi ini dapat membuat sepak bola menjadi lebih jujur. Itulah yang ingin kami lakukan. Hasil laga harus adil," ujar Marco van Basten selaku Kepada Pengembangan Teknis FIFA.
"Sepak bola tidak akan berubah dengan adanya teknologi ini. Justru saya yakin akan menjadi lebih baik. Mungkin ini membutuhkan waktu. Pemain dan wasit harus beradaptasi, tetapi hal itu dilakukan demi kebaikan," ucapnya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | FIFA |
Komentar