Indonesia meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia Junior 2016 lewat pasangan ganda putri Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto.
Yulfira/Jauza terhenti pada babak semifinal setelah kalah 14-21, 13-21 dari pasangan Jepang, Sayaka Hobara/Nami Matsuyama, di Bilbao, Sabtu (12/11/2016).
"Di lapangan tadi rasanya kaki cukup berat. Memang, stamina kami tidak sama dengan saat bertanding kemarin. Pertandingan kemarin sangat melelahkan," ujar Yulfira yang merupakan pemain binaan Mutiara Cardinal.
Pada babak perempat final, Jumat (11/11/2016), Yulfira/Jauza harus bertanding selama 1 jam 25 menit untuk mengalahkan Ah Yeong-seong/Na Yeon-seong (Korea Selatan) dengan 18-21, 21-16, 22-20.
"Ditambah lawan hari ini juga salah satunya pemain ganda campuran, jadi pukulan-pukulannya sulit diatasi. Apalagi, kami juga sering lupa kalau salah satu dari mereka merupakan pemain kidal," kata Yulfira menambahkan.
"Stamina memang terasa beda dibanding kemarin. Tadi juga jadinya sulit untuk lepas dari tekanan lawan," ujar Jauza menguatkan komentar Yulfira.
Terhenti pada babak semifinal dan meraih medali perunggu tetap jadi pencapaian istimewa bagi Yulfira dan Jauza.
"Ini pertama kali kami bermain berpasangan, jadi tetap bersyukur bisa meraih perunggu. Semoga ke depannya bisa jauh lebih baik lagi," ujar Yulfira.
"Saya tetap bersyukur dengan raihan perunggu ini, dan saya berharap bisa lebih baik lagi jika memang tahun depan bermain di Kejuaraan Dunia lagi," kata Jauza.
Indonesia masih membuka harapan untuk meraih medali emas. Pemain tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo lolos ke babak final setelah menundukkan Lee Zii Jia (Malaysia) dengan 21-19, 21-18.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar