SLEMAN, JUARA.net – Penonton selalu memenuhi Stadion Maguwoharjo setiap kali PSS Sleman bertanding di kandang sendiri. Pemasukan PSS dari penjualan tiket pun terhitung tinggi.
Bahkan dalam laga kandang terakhir pada babak 16 besar Indonesia Soccer Championship (ISC) B melawan Kalteng Putra, pemasukan kotor dari tiket pertandingan mencapai lebih dari Rp 800 juta.
“Ini pemasukan tertinggi selama pertandingan PSS di ISC B. Tapi dari evaluasi selama mengikuti turnamen, ternyata ada kejadian yang menjadi pelajaran bagi kami, yaitu beredarnya tiket palsu. Ini terjadi dalam pertandingan melawan Kalteng Putra,” kata Rumadi, Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada yang menaungi PSS.
Menurut dia, beredarnya tiket palsu itu diketahui melalui media sosial. Saat itu, sehari sebelum pertandingan, banyak suporter yang mempertanyakan adanya tiket yang sudah berada di tangan penonton. Padahal, tiket pertandingan baru diterima pada sore sehari sebelum pertandingan.
“Ini yang menjadi pertanyaan. Pertandingan melawan Kalteng Putra digelar pada hari Minggu. Biasanya tiket dikirim oleh percetakan pada Sabtu sore atau sehari sebelum pertandingan. Tapi, sebelum tiket sampai ke tangan panitia pelaksana pertandingan, sudah ada penonton yang mendapatkan tiket. Saat tiket resmi dibuka, ternyata ada kemiripan dengan tiket palsu,” kata Rumadi.
Koordinator tiket dari salah satu suporter PSS, Brigata Curva Sud (BCS), M Zulfikar, mengungkapkan beredarnya tiket palsu itu sudah ramai menjadi perbincangan di medsos. Suporter pun melakukan penelusuran sehingga bisa menemukan agen dan pengecer yang mengedarkan tiket palsu.
PSS memang mengalami kerugian material dan imaterial. Rumadi mengungkapkan pihaknya menunggu pertanggungjawaban dari percetakan. Pasalnya ini merupakan kelalaian dari percetakan.
“Saat ada tiket palsu, kami langsung minta diganti oleh percetakan. Kami juga meminta pertanggungjawaban dari percetakan mengapa bisa ada tiket palsu. Ini memang tidak terlepas dari antusiasmes masyarakat Sleman untuk menyaksikan pertandingan PSS. Setiap kali laga kandang, stadion selalu penuh sehingga menarik minat pelaku yang mengedarkan tiket palsu untuk mencari untung,” kata Rumadi.
“Ini menjadi pembelajaran bagi kami agar kejadian seperti itu tidak terulang. Apalagi, PSS akan tampil dalam kompetisi Divisi Utama musim depan,” pungkasnya.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | - |
Komentar