Berstatus sebagai pebalap cadangan Manor Racing sampai akhir musim tidak membuat pebalap F1 asal Solo, Rio Haryanto, patah arang. Keinginan untuk terus berlaga di balapan jet darat membuat Rio dan manajemen gencar mencari tim baru.
Penulis: Susi
Ditemui saat menjadi bintang tamu acara Michelin Safety Academy Graduation Day, yang bertempat di Ballroom Djakarta Theatre XXI, Jakarta, Sabtu (5/11), pebalap berusia 23 tahun itu menceritakan sepenggal kisah tentang kariernya di F1 dan masa depannya.
Apa kesibukan Anda saat ini?
Status saya masih pebalap cadangan Manor sehingga harus mengikuti semua balapan sampai akhir musim. Saya masih terus belajar bersama Manor dan selalu berlatih baik fi sik, mental, maupun teknik. Jadi, ketika pebalap utama berhalangan, saya siap kapan saja untuk menggantikan.
Adakah perbedaan ketika berlatih saat menjadi pebalap cadangan dengan pebalap utama?
Tidak ada yang berbeda. Saya tetap semangat, positif, dan selalu siap.
Bagaimana dengan rencana masa depan, apakah tetap bertahan di Manor atau sudah ada tim lain yang mendekati?
Prioritas saya adalah bisa kembali berlaga di F1. Apakah tetap bertahan di Manor atau tidak, saya bersama tim sedang bekerja keras untuk mendapatkan kursi lagi di F1 musim depan. Sejauh ini, sudah ada beberapa tim yang mulai mendekati. Saya hanya menunggu konfirmasi dalam waktu dekat. Semoga dalam beberapa minggu ada kabar baik.
Kira-kira tim seperti apa yang menjadi pilihan Anda?
Yang pasti saya ingin masuk ke tim yang lebih kompetitf. Ada beberapa tim yang sudah mengumumkan pebalap musim depan.
Bagaimana peluang Anda musim depan?
Peluangnya masih cukup besar. Saya memiliki pengalaman di F1 2016, yang menjadi nilai plus. Saya meminta dukungan dari semua pihak supaya bisa segera mendapatkan tim di 2017.
Pelajaran yang didapatkan selama berlaga di F1?
Pelajaran selama berlaga di F1 tentu banyak sekali seperti bisa bersaing dengan para pebalap yang sangat serius dan profesional.
Pengalaman yang paling berharga di F1?
Pada saat grand prix pertama. Pengalaman yang sangat spesial karena saya berkarier sejak usia 6 tahun. Saya selalu ingin tampil d F1 suatu hari nanti. Bisa dibilang untuk masuk F1 harus melalui perjalanan yang rumit, sulit, dan panjang. Akhirnya, pada seri Melbourne, saya bisa berlaga di F1 untuk pertama kalinya. Itu pengalaman yang paling berharga, seperti mimpi yang akhirnya terwujud.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar