Dalam PSG Media Tour pada Oktober silam, Tabloid BOLA juga berkesempatan bertemu dengan dua anggota panitia bidding Paris 2024. Mereka adalah Raphael Leclerc, Media Project, Comite de Candidature Paris 2024, dan Lambis Konstantinidis, Head of Sports and Paralympic Integration at Paris 2024 Bid Committee for the Olympic and Paralympic Games.
Penulis: Anggun Pratama
Mereka menjamu rombongan media di sebuah restoran di Kota Paris.
Dalam jamuan makan malam yang kurang lebih berlangsung selama 2 jam tersebut, Raphael dan Lambis menjelaskan kekuatan Paris sebagai salah satu kandidat tuan rumah Olimpiade 2024.
Saat ini Paris sedang bersaing dengan Los Angeles, dan Budapest. Salah satu keunggulan Kota Paris menurut Lambis adalah Kota Cahaya, julukan Paris, juga merupakan kota olah raga.
Bukan hanya soal para penduduknya yang sangat aktif mencari keringat, tetapi juga ketersediaan infrastruktur. Saat ini, 95 persen venue dari total 38 arena yang bakal digunakan di Olimpiade 2024 telah tersedia.
"Artinya, bila sekarang Paris menggelar Olimpiade, segala infrastruktur telah siap. Transportasi dan arena pertandingan sudah sangat siap. Kami cuma akan membangun satu arena baru, yakni arena akuatik. Sisanya merupakan bangunan sementara, seperti arena voli pantai yang akan dibuat di Champ de Mars, menghadapi Menara Eiffel," tutur Lambis.
Tenis bisa menggunakan Stadion Rolland Garros, sementara sepak bola bisa memakai Stade de France (termasuk atletik) dan Parc des Princes.
Lambis, berkebangsaan Yunani, kaya pengalaman dalam organisasi olah raga. Setidaknya yang terlihat dari profil Linkedin, dirinya terlibat dalam kepanitiaan Olimpiade Athena 2004, Beijing 2008, serta London 2012.
Tidak cuma siap, hampir seluruh (80%) arena venue terletak dalam radius 10 kilometer Kota Paris. Sekitar 12 cabang digelar di luar Kota Paris, tetapi masih di kawasan Ile de France.
"Hampir 85 persen atlet hanya berjarak 30 menit dari venue masing-masing dari kampung atlet. Pun dengan awak media yang akan meliput. Kawasan media center tak akan terlalu jauh dari arena laga," kata Raphael.
Lambis juga menegaskan keuntungan infrastruktur itu sesuai dengan empat prinsip Olympic Agenda 2020. Salah satu yang krusial, IOC ingin agar ajang Olimpiade memberikan nilai ekstra buat kota dan penghuninya, bukan malah menjadi beban.
"IOC menekankan untuk menggunakan venue yang sudah ada demi menekan bujet. Venue atau fasilitas yang dibangun pun harus menjadi warisan yang bermanfaat. Kampung atlet yang akan dibangun bila kami terpilih sebagai tuan rumah, nantinya akan digunakan sebagai apartemen. Kota Paris belakangan memang agak kesulitan dalam menyuplai kebutuhan tempat tinggal," ujar Lambis.
Paris sudah gagal dalam pencalonan tuan rumah Olimpiade 2008 dan 2012. Mereka tak mencalonkan diri sebagai host 2016 dan 2020.
"Kami belajar apa yang salah dan apa yang menarik dari kegagalan kami dan kesuksesan kota lain. Misi kali ini adalah membawa Olimpiade 2024 ke Paris. Kebetulan, tepat 100 tahun setelah terakhir kali Paris menjadi tuan rumah," ucap Lambis.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.714 |
Komentar