Catatan tandang Perseru Serui begitu buruk. Sebanyak 14 laga yang sudah dimainkan, klub berjulukan Si Hitam-Jingga itu cuma bisa menang satu kali, seri dua kali, dan kalah 11 kali.
Penulis: Ferry Tri Adi
Tentu, hasil tersebut tak sebanding dengan koleksi poin di kandang mereka, Stadion Marora. Arthur Bonai dkk berhasil meraih 31 angka dari hasil sembilan kali menang dan empat kali seri.
Sejauh ini, cuma ada dua tim yang perkasa di kandang tanpa kalah, yaitu Perseru dan Persib. Klub kuat tradisional semisal Semen Padang, PSM, Persipura, dan Persib bahkan pulang dengan tangan hampa dari Serui, sementara Madura United, Persija, dan Mitra Kukar cuma bisa mengambil satu poin.
Pertanyaan pun muncul terkait kedigdayaan Perseru di Stadion Marora. Apakah permainan yang ditampilkan Perseru berbeda antara kandang dan tandang?
Pelatih Cendrawasih Jingga, Hanafi , mengaku bahwa tak ada perbedaan permainan saat tandang maupun kandang.
Baca Juga:
- Nasib Indra Sjafri Diselamatkan Striker Asing Ini
- Seperti Messi, Striker Tim Putri Barca Gocek 5 Pemain dan Cetak Gol
- Pembelaan Pelatih Inggris untuk Smalling dan Shaw
“Tidak ada perbedaan permainan baik di kandang maupun tandang. Perseru biasa memainkan operan pendek di lini tengah dan punya pakem 4-3-1-2. Menguasai bola dulu sambil membangun serangan,” tutur pelatih asal Malang tersebut.
Ternyata, kehebatan Perseru di kandang berkat motivasi berlipat “mengalahkan” kakaknya, Persipura. Dorongan dari masyarakat juga menjadi kekuatan tersendiri buat Bilibig Dian Mahrus cs.
“Anak-anak memang lebih percaya diri ketika main di Stadion Marora. Dorongan masyarakat di sana sangat kuat. Karena itu, mereka tak ingin kalah di Serui," kata Hanafi.
"Menariknya, motivasi tim sekarang berlipat karena harus bersaing di Persipura. Mereka ingin ‘menang’ dari tim yang dianggap sebagai kakaknya Perseru di Papua itu,” ucapnya.
Selain paling tua, kiprah Persipura juga terbilang mentereng di kompetisi Tanah Air. Karena itu, Mutiara Hitam dianggap sebagai kakaknya Perseru.
Bahkan ketika Cendrawasih Jingga mengalahkan Persipura 2-0 di Stadion Marora, masyarakat Serui justru berbondong-bondong membela Boaz Solossa dkk.
Kondisi itu yang membuat Perseru termotivasi bermain lebih baik untuk mendapatkan hati masyarakat Serui. Semenjak kemenangan atas saudara tuanya itu, Perseru mulai diminati tak hanya oleh penonton, tapi juga pesepak bola muda Papua.
“Motivasi menjadi kekuatan utama kami. Ada saja mukjizat yang muncul dari pemain ketika main di kandang. Setelah kami bisa menang melawan Persipura, penonton di Stadion Marora menjadi bertambah," tutur Hanafi.
"Tak cuma itu, pemain muda Papua mulai melirik Perseru. Saat ini sudah ada pemain kami yang diambil dari Perseru U-21, yaitu Petrus Paitoni Towolom dan Detius Muni,” ujarnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar