Mitra Kukar tak mampu mewujudkan ambisi mereka mencuri poin saat melawat ke markas Bhayangkara FC, Sabtu (6/11/2016). Bermain di Stadion Gelora Delta, Mitra Kukar justru menjadi ladang gol dan kalah dengan skor telak 0-4.
Pelatih Jafri Sastra mengatakan, sejatinya tim asuhannya bermain cukup bagus, terutama pada babak pertama.
Namun, mental pemain Mitra Kukar runtuh seusai kebobolan lewat tendangan penalti Tiagho Fortuoso pada menit ke-57.
Setelah gol tersebut, gawang tim berjulukan Naga Mekes tiga kali kebobolan. Tiagho mencetak hat-trick dengan menambah dual gol pada menit ke-66 dan 72’.
Sementara itu, Rudi Widodo melengkapi penderitaan Mitra Kukar pada menit akhir pertandingan.
”Kami bermain bagus, tidak ada yang salah dari permainan Mitra Kukar. Terutama pada babak pertama, tetapi gol dari penalti membuat mental pemain jatuh. Sepertinya, mereka tidak siap,” ujar Jafri.
Baca juga:
- Klub Kaya Malaysia Didenda 93 Juta, Pemainnya Urunan Uang
- Arema U-21 Akhiri Kejuaraan Tanpa Pernah Menang
- Menang Besar, PSS Sleman Berpeluang Jadi Juara Grup B
Meski begitu, tak berarti bahwa Jafri menyalahkan putusan wasit yang memberi penalti untuk Bhayangkara FC.
Pelatih asal Padang hanya menyesalkan sikap Anindito Wahyu dan kolega yang tak segera bangkit seusai kebobolan gol pertama.
”Saya tidak menyalahkan penaltinya, tetapi gol penalti itu yang membuat kami kalah. Kami telat bangkit," tuturnya.
Selain itu, Jafri juga menyebut faktor tidak bugarnya duet bek tengah Arthur Cunha da Rocha dan Dedi Gusmawan jadi persoalan.
Dedi Gusmawan bahkan tidak bisa menyelesaikan pertandingan dan posisnya digantikan oleh Saepullah Maulana pada menit ke-50.
Lalu Arthur terlihat beberapa kali kalah saat melakukan duel dengan para pemain Bhayangkara FC.
”Arthur baru saja sembuh dari cedera. Sementara itu, keluarnya Dedi jelas mengubah skema permainan kami. Karena sebenarnya dia tidak masuk dalam taktik jatah pergantian pemain,” ucap Jafri.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar