DENPASAR, JUARA.net – Pulau Dewata tak hanya terkenal dengan adat budaya yang sangat kental, tetapi juga keindahan panorama alamnya. Bali United pun jadi penambah gairah pulau itu sejak kehadirannya.
Namun jangan dilupakan, kesakralan pada tempat-tempat tertentu juga wajib diperhatikan Bali United. Salah satunya adalah markas mereka, Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
Eks pesepak bola sekaligus mantan kapten Persegi Gianyar, I Wayan Sukadana menceritakan bagaimana sulitnya Persegi dikalahkan tamunya pada musim 2004-2005.
Bahkan, saking susahnya mendapatkan poin di stadion tersebut, Frans Sinatra selaku kapten Barito Putra sampai harus mengajak main mata dengan ofisial Persegi.
”Betul. Saat itu, saya sampai ditelepon Frans. Intinya, kami diminta untuk setidaknya bisa berbagi poin agar mereka tidak degradasi,” ucap Sukadana.
”Seusai berdoa dan membawa sesajen itu, rasa percaya diri kami sangat tinggi."
Eks Pesepak Bola Asal Bali, Wayan Sukadana
”Tetapi apa mau dikata, kami tetap saja menang dengan skor besar 5-0. Barito Putera pun terdegradasi,” tuturnya.
Sukadana sangat meyakini jika stadion itu memiliki keistimewaan tertentu yang harus ditaati penggunanya.
”Saat itu, kami kalau sebelum pertandingan, dengan pamangku (pendeta) yang beragama Hindu, terlebih dahulu melakukan persembayangan di Pura,” ujar Sukadana.
”Pura itu ada di depan pintu utama stadion untuk mendapatkan berkat dengan percikan tirta (air) yang sudah disucikan,” lanjutnya.
Baca juga:
- Klub Kaya Malaysia Didenda 93 Juta, Pemainnya Urunan Uang
- Arema U-21 Akhiri Kejuaraan Tanpa Pernah Menang
- Menang Besar, PSS Sleman Berpeluang Jadi Juara Grup B
Sukadana mengatakan, seusai di situ, mereka menuju sebuah pelinggi (tempat berdiamnya penunggu stadion) yang terletak di pojok atas timur sebelah utara dalam arena itu.
Menurut Sukadana, di situ mereka berdoa untuk minta pertolongan, keselamatan, serta memohon izin agar pertandingan bisa berjalan lancar.
”Makan bersama di tempat itu yang kami yakini sebagai simbol rasa kebersamaan dengan si empunya stadion,” ujar Sukadana, yang juga lama memperkuat Gelora Dewata.
”Seusai berdoa dan membawa sesajen itu, rasa percaya diri kami sangat tinggi. Kami selalu yakin menang dan merasa enteng saja selama pertandingan. Ingat, jangan sekali-kali ofisial, pelatih, atau pemain sombong,” tuturnya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar