Ramon Rodriguez Verdejo. Namanya terdengar asing. Tapi, begitu mendengar sebutan aliasnya, Monchi, pecinta sepak bola seharusnya mafhum. Dialah Direktur Olahraga Sevilla.
Kalau sepak bola punya Balon d'Or buat posisi direktur olahraga, barangkali Monchi bakal memenanginya setiap tahun, selama satu dekade terakhir.
Bagaimana tidak? Sevilla boleh kehilangan pelatih, bergonta-ganti arsitek tim, mengubah-ubah prinsip permainan, selama ada Monchi sang juru transfer terbaik, situasi klub akan oke-oke saja.
Monchi bak raja Midas, mengubah apa pun yang dipegangnya menjadi emas. Kali ini bukan sentuhan, tapi pengamatan di bursa transfer. Pergerakannya efektif, efisien, dan yang paling penting profit.
Termasuk musim ini. Nyaris tak ada pembelian yang bisa dibilang gagal. Paling banter mereka belum bersinar karena minim kesempatan mentas. Sevilla punya dua set tim komplet yang sama kuatnya.
Para pemain baru cenderung masuk set pertama, yang biasanya starter di La Liga. Sejumlah personel paling bersinar.
Franco Vazquez oke, sudah bikin dua gol dan satu assist di La Liga. Luciano Vietto raja gol mereka di kompetisi domestik. Di bawah Vietto ada Pablo Sarabia, tiga gol.
Wissam Ben Yedder cepat beradaptasi, berkontribusi tiga gol satu assist. Samir Nasri menemukan permainan terbaiknya. Playmaker oke dan tajam juga, tiga gol dan satu assist di semua kompetisi. Bahkan Hiroshi Kiyotake sudah bikin gol juga meski minim tampil.
Mereka mampu cepat nyetel dengan skema unik Jorge Sampaoli yang punya tendensi menyerang, menyerang, menyerang. Bukan cuma menyerang, agresif, dan ofensif, tapi juga menguasai permainan.
Tak heran kalau Sevilla begitu getol urusan ball possession. Siapa pun lawannya, kompetisinya, ajangnya, Sevilla asuhan Sampaoli setia dengan prinsip penguasaan bola untuk menyerang, menyerang, menyerang.
Editor | : | |
Sumber | : | Marca, As, JUARA |
Komentar