Fiorentina tak seseksi musim lalu. Performa paspasan dan kesulitan menang kandang membuat langkah I Viola pada Serie A 2016-2017 minim sorotan positif.
Penulis: Anggun Pratama
Gaya bermain Fiorentina tak seindah musim lalu. Pelatih Paulo Sousa pun sadar ada perubahan dari sisi mental yang terjadi pada dirinya dan juga tim dalam kompetisi kali ini.
Sousa tahu mimpinya menjadikan Fiorentina menjadi salah satu pesaing Juventus di jalur scudetto berlebihan. Hal itu didasari oleh fakta pada 2015-2016 ketika Si Ungu keteteran di ujung musim meski membuat start bagus.
Dalam 10 laga pertama pada 2015-2016, Fiorentina mengumpulkan 21 poin dan mengakhiri musim di peringkat keempat. Kini, dalam periode yang sama Si Ungu cuma mengemas 16 angka.
"Saya pernah mengatakan hal ini dan akan mengatakan lagi. Ketika datang, saya mempromosikan terlalu banyak impian. Musim ini, fokus saya kebanyakan pada realitas. Saya sosok positif dan senang memiliki impian, tetapi faktor realitas harus menjadi pertimbangan utama. Saat ini, tim jauh lebih realistis ketimbang tim di bulan-bulan pertama saya di Fiorentina," kata Sousa pekan lalu.
Ucapan itu seperti menunjukkan Si Ungu kurang ambisius. Terlebih hasil di atas lapangan mencerminkan hal itu. Nikola Kalinic dkk kurang menunjukkan kepercayaan diri. Bahkan, kala bermain kandang mereka kerap kesulitan meraih hasil positif.
Fiorentina tak bisa menang dalam tiga laga terakhir di Artemio Franchi. Fiorentina ditahan imbang tanpa gol oleh Milan dan Atalanta, plus imbang 1-1 dengan juru kunci, Crotone, pada 26 Oktober silam.
Kesulitan Fiorentina buat mencetak gol (bertolak belakang dengan situasi musim lalu) masih menjadi problem besar bagi Sousa musim ini.
"Musim lalu, kami selalu bisa membuat gol dari peluang pertama yang kami dapatkan dan kemudian mengendalikan laga. Musim ini tak seperti itu. Kami harus memperbaiki penyelesaian peluang di depan gawang," ucap Sousa.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.713 |
Komentar