Juventus sudah dua kali kalah dalam 11 partai Serie A musim ini. Semua kekalahan itu diperoleh setelah tampil di Liga Champions.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Pada pekan ke-4, 18 September, Juve takluk 1-2 dari Inter. Empat hari sebelum itu Si Nyonya Tua ditahan Sevilla 0-0 di matchday 1 LC.
Kemudian pada matchday 3 LC, 18 Oktober, Juventus berhasil menang 1-0 di kandang Lyon. Akan tetapi, empat hari kemudian, I Bianconeri dikalahkan Milan 0-1.
Kalau kejadian sudah terulang, jangan pernah beranggapan hal itu sebuah kebetulan.
Juventus jadi perlu mencermati dua kekalahannya itu. Mungkin konsentrasi penuh di LC telah membuat La Vecchia Signora sedikit mengendur pada partai liga berikut.
Laga pekan ke-12 Serie A melawan Chievo, Minggu (6/11), pun harus disikapi secara serius. Partai ini juga mengandung bahaya lantaran berlangsung empat hari setelah Juventus menjamu Lyon di matchday 4 LC.
Pelatih Massimiliano Allegri mungkin bisa memilih untuk tidak merotasi komposisi starter antara tim yang tampil menghadapi Lyon dan Chievo. Tim terbaik pasti akan dikedepankannya lebih dulu melawan Lyon.
Juventus baru habis-habisan di matchday 4 LC karena mereka punya peluang memastikan diri lolos ke fase knock-out apabila menang atas Lyon.
Tetapi, ternyata cuma hasil imbang 1-1 yang didapatkan. Juve jadi masuk ke partai kontra Chievo dalam kondisi psikologis tidak ideal.
Jika Allegri memilih tanpa rotasi, keseimbangan fisik pemain memang boleh jadi akan terganggu. Namun, setidaknya tingkat konsentrasi dan determinasi mereka akan terjaga.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.713 |
Komentar