Dalam beberapa bulan terakhir, nama pebulu tangkis spesialis ganda asal China, Chen Qingchen, cukup sering disebut. Dia muncul sebagai bintang dalam beberapa turnamen yang diikuti.
Bertandem dengan seniornya, Bao Yixin, Chen menjadi juara pada turnamen Australia Terbuka 2016. Bagi Chen, ini merupakan gelar superseries perdananya.
Pada laga final turnamen tersebut, Bao/Chen mengalahkan wakil Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii, dengan 23-21, 21-17.
"Dia masih 19 tahun, masih semangat dan on fire, apalagi ditambah dengan talenta yang dia punya. Dia juga enggak kenal takut saat lawan siapa pun," kata Greysia tentang Chen saat ditemui JUARA di Cipayung, Jumat (4/11/2016).
Setelah gelar di Australia Terbuka tersebut, Chen makin melambung. Dia selalu jadi ancaman lawan baik saat turun pada nomor ganda putri maupun ganda campuran.
Chen meraih gelar di turnamen berlevel grand prix gold, Taiwan Terbuka 2016 (Juli), dari nomor ganda campuran bersama Zheng Siwei.
Baca Juga:
- 5 Pengangguran Jadi Kandidat Pelatih Inter Milan
- Bikin Pegolf Menang Rp 121 Juta, Caddie Rasakan Pengalaman Terindah
- Ketimpangan antara Prestasi dengan Melimpahnya Jumlah Lapangan Golf di Indonesia
Zheng/Chen lalu meraih gelar turnamen superseries pertama sebagai pasangan pada Jepang Terbuka 2016.
Mereka mengulang sukses tersebut saat turun pada Prancis Terbuka, Oktober kemarin. Chen bahkan meraih dua gelar karena bersama Jia Yifan dia juga menjadi juara pada nomor ganda putri.
"Teknik bermainnya tidak luar biasa. Namun, pukulan-pukulannya sudah matang. Kelebihannya, dia bisa mengendalikan emosi ketika berada pada posisi tertekan. Untuk pemain berumur 19 tahun, dia luar biasa," kata Greysia.
Bagi China, Chen merupakan titik terang untuk mengembalikan dominasi nomor ganda putri menyusul pensiunnya beberapa pemain senior, termasuk Zhao Yunlei.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | - |
Komentar