Tottenham Hotspur seakan kehabisan bahan bakar. Usai menjungkalkan Manchester City dengan skor 2-0, Minggu (2/10/2016), di Premier League, Spurs sudah tidak pernah lagi menang dalam enam pertandingan di semua ajang.
Penulis: Verdi Hendrawan
Salah satu faktor yang memengaruhi kondisi ini adalah ketajaman lini serang. Dalam enam pertandingan terakhir, Spurs hanya mampu mencetak tiga gol atau dengan rasio 0,5 gol per laga.
Sementara itu, dalam 10 laga sebelumnya, Christian Eriksen dkk mampu melesakkan 19 gol (1,9 gol per laga).
Sejak ditinggal Harry Kane yang mengalami cedera (18/9/2016), penurunan ketajaman Spurs mulai terasa.
Meski striker berusia 23 tahun itu hanya mencetak dua gol, perannya dalam membantu agresivitas serangan tim sangat penting.
Beruntung Tottenham memiliki Son Heung-min. Pemain Korea Selatan itu berhasil mencetak tiga gol dan satu assist dalam tiga laga beruntun menghadapi Middlesbrough (24/9/2016), CSKA Moskva (28/9/2016), dan Man City (2/10/2016).
Baca Juga:
- Bertandang ke Sassuolo, Suporter Klub Austria Tersasar ke Stadion Lain
- Manchester United yang Sudah Tidak Jago 'Comeback'
- Villas-Boas Tangani Klub Raksasa China
Son seakan menjadi pelipur lara bagi Spurs atas cedera Kane mengingat pemain yang diplot sebagai pengganti, Vincent Janssen, gagal menunjukkan ketajaman.
Kegemilangan Son ternyata tidak bertahan lama. Setelah kembali dari timnas Korsel pada pertengahan Oktober lalu, pemain berusia 24 tahun itu tidak pernah lagi mencetak gol atau assist untuk Spurs dalam enam laga terakhir, yang notabene gagal dimenangi oleh Lilywhites.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar