Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ini Alasan Ze Elias Sedih Melihat Inter Milan Sekarang

By Firzie A. Idris - Selasa, 1 November 2016 | 20:43 WIB
Penyerang Inter Milan, Gabriel Barbosa dan Ivan Perisic, meninggalkan lapangan seusai laga Serie A antara Inter Milan dan Bologna di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, pada 25 September 2016.
GIUSEPPE CACACE/AFP
Penyerang Inter Milan, Gabriel Barbosa dan Ivan Perisic, meninggalkan lapangan seusai laga Serie A antara Inter Milan dan Bologna di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, pada 25 September 2016.

Mantan pemain tangguh lapangan tengah Inter Milan, Ze Elias (40), prihatin melihat cara bermain mantan timnya dewasa ini. Ia kecewa dengan kinerja Frank de Boer.

Pada Selasa (1/11/2016), Inter menendang De Boer kurang dari 3 bulan setelah sang pelatih datang.

Pemenang 4 gelar Liga Belanda selama 6 tahun menukangi Ajax Amsterdam itu hanya menukangi kubu Giuseppe Meazza selama 11 laga di Serie A musim ini.

Ia kalah 0-1 pada pertandingan terakhirnya, saat Inter tumbang di kandang Sampdoria akhir pekan kemarin.

Menurut mantan gelandang itu, sangat wajar apabila De Boer kehilangan pekerjaannya.

"Saya harus jujur, sakit sekali melihat Inter bermain dewasa ini. Mereka punya pemain-pemain bagus tapi ini adalah tim dengan nol koordinasi," ujar Ze Elias, yang menjadi komentator TV Brasil untuk laga Sampdoria-Inter tersebut. "Saya kecewa dengan De Boer."

Menurut Ze Elias, De Boer seharusnya mengerti bahwa ia tengah menangani salah satu tim terpenting di dunia.


Pemain Inter Milan, Ze Elias (paling kanan), bersama Javier Zanetti, Fabio Galante, dan Gianluca Pagliuca merayakan kemenangan 3-0 Inter atas Lazio di final Piala UEFA pada 6 Mei 1998 di Parc des Princes, Paris.(JACQUES DEMARTHON/AFP)

"Apa yang ia lakukan di pinggir lapangan bukannya memperbaiki situasi tetapi memperburuk keadaan," tutur pria yang memenangi Piala UEFA 1998 bersama Inter ini.

Ze Elias juga mengkritik keras perlakuan De Boer terhdaap kompatriotnya, Gabriel Barbosa (20), yang kesulitan menembus tim utama di Giuseppe Meazza setelah datang pada musim panas.

Padahal, Gabigol, julukan sang pemain, datang dengan banderol hampir 30 juta euro dari Santos dan berjasa mengantar Brasil ke gelar Olimpiade pertama sepanjang sejarah mereka pada Olimpiade Rio 2016.

"Mungkin Gabigol harus memahami sepak bola Italia dulu sebelum berkembang. Namun, bagaimana ia bisa melakukan itu jika tak pernah dipasang?" lanjut Ze Elias.

Ia melihat sang striker muda seharusnya bisa dipasangkan dengan Mauro Icardo.

"Hal terpenting adalah ia bermain secara reguler. Hanya dengan cara seperti ini kita bisa mengetahui apakah ia layak memakai seragam Inter atau tidak," lanjutnya.

Sejauh ini sang penyerang hanya mencicipi 16 menit merumput di Serie A.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Calciomercato


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X