Legenda Inter Milan, Roberto Boninsegna (72), turut menyuarakan keprihatinan terhadap krisis yang melanda mantan klubnya musim ini. Eks striker tajam itu mengkritik petinggi klub dan menyoroti kinerja pelatih.
Sampai pekan ke-11 Inter Milan berada di luar susunan 10 besar klasemen sementara Serie A. Klub beralias I Nerazzurri (Hitam-Biru) sudah terpaut minus 13 poin dari sang pemuncak klasemen, Juventus.
Pelatih Frank de Boer terus menjadi sorotan akibat start buruk Inter. Namun, Boninsegna menilai krisis yang menerpa klub bukan sepenuhnya salah De Boer.
"Kesalahan Inter adalah mengganti pelatih 10 hari sebelum kompetisi dimulai. De Boer memang melakukan kekeliruan, tetapi tim yang ada sudah terbentuk lebih dulu. Seperti tak ada yang memimpin di klub ini," kata striker tajam Inter pada 1969-1972 itu pada Sport Mediaset.
Roberto Boninsegna.
— Olympia (@olympia_vintage) November 13, 2015
FC Inter Milano (1969/76). pic.twitter.com/ZuX79isDSR
Boninsegna menyoroti manuver yang dilakukan petinggi Inter di bursa transfer. Menurut pria yang kerap dipanggil Bonimba itu, klub banyak melakukan pembelian mubazir.
Aksi Nerazzurri di bursa tidak lagi efektif seperti saat masih dipimpin Gabriele Oriali sebagai juru transfer pada 1999-2010.
"Mereka membeli pemain tanpa kriteria tertentu. Ada kebingungan dan kesalahan pada area teknis. Sejak kehilangan Oriali, tak ada yang menjadi bos di tim," ucap Bonimba.
"Mengganti pelatih tidak akan menyelesaikan masalah. Mungkin saya akan menunggu sampai Januari untuk melihat apakah perubahan perlu dilakukan."
Roberto Boninsegna, legenda Inter Milan.
Dia juga mengomentari keputusan klub memberikan ban kapten kepada Mauro Icardi. Terbukti penyerang Argentina itu terlibat konflik dengan suporter garis keras akibat autobiografinya yang kontroversial.
"Jika jadi pelatih, saya tak akan memberikan ban kapten buat striker berusia 23 tahun. Kapten seharusnya gelandang, bek, atau pemain yang sangat berpengalaman di klub," katanya.
Kritik Boninsegna terhadap ketiadaan patron di Inter saat ini diutarakan pula oleh Marco Tronchetti Provera, CEO Pirelli, perusahaan sponsor utama Nerazzurri.
Dia berkomentar lebih pedas dengan menyinggung peran Presiden Erick Thohir serta Zhang Jindong, Ketua Suning Group - konsorsium asal China yang memegang saham mayoritas Inter.
Baca Juga:
- 5 Hal Menarik dari Kemenangan 2-1 Juventus atas Napoli
- Lukaku dan Bolasie, Duet Gol-Assist Terbaik di Premier League
- Sergio Aguero Catat Sejarah di Manchester City
"Bahkan pelatih luar biasa pun akan gagal mencapai prestasi tanpa dukungan klub di belakangnya. Sebuah klub tidak bisa dijalankan dari Jakarta, Beijing, atau Nanjing. Inter meraih 15 trofi dalam 6 tahun dengan fakta bahwa pemilik mereka berada dekat dengan klub," ucap Provera.
Bos besar Pirelli itu membandingkan situasi Inter kini dengan masa kepemimpinan presiden sebelumnya, Massimo Moratti, dan klub rival mereka, AC Milan serta Juventus.
"Secara umum, formula kemenangan dalam sepak bola hanya pemilik klub antusias yang dekat dengan tim, seperti Silvio Berlusconi di Milan dan Andrea Agnelli di Juventus," katanya.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Sport Mediaset |
Komentar