Berkah kedatangan Mario Balotelli dari Liverpool FC secara gratis pada 31 Agustus 2016 mulai dirasakan Nice. Semua pun terkait peluang klub itu jadi juara Ligue 1.
Teranyar, Mario Balotelli membawa Nice menaklukkan Nantes 4-1 dalam pertandingan pekan ke-11 Ligue 1 di Stadion Allianz Riviera, Minggu (30/10/2016).
Gol untuk Nice dicetak oleh Wylan Ciprien (menit ke-9, 65'), Balotelli (27'), dan Alassane Plea (60'). Sementara itu, lesakan Nantes dibukukan Emiliano Sala (47').
Sekarang, Balotelli telah membukukan tujuh gol dari tujuh penampilan bersama Nice!
Raihan tiga poin terbaru yang dia persembahkan membuat Nice memuncaki klasemen lewat perolehan 29 poin.
Balotelli puts it in the back if the net for Nice!!
7 goals in 7 matchs in all competitions! pic.twitter.com/g8oJxWCPT8
— ItalianFootballTV (@IFTV_Official) October 30, 2016
Pasukan Lucien Favre kini unggul enam poin di atas tim runner-up, AS Monaco. Monaco mengumpulkan 23 angka. Mereka unggul selisih gol atas penguntit terdekatnya, sang juara bertahan Paris Saint-Germain.
Baca Juga:
- Mkhitaryan Kirim Pesan untuk Penggemar Manchester United
- Kilau Gigi Putih Roberto Firmino Viral di Media Sosial
- Neymar, Satu-satunya Pemain Barcelona yang Tak Tersentuh oleh Luis Enrique
Catatan tersebut membuat peluang juara Nice menyentuh angka 75 persen!
Sepanjang sejarah Ligue 1 dengan format 20 klub, hanya satu dari empat tim yang merasakan kehilangan gelar liga setelah setidaknya memiliki keunggulan enam poin pada pekan ke-11.
Nasib nahas tersebut dialami Paris Saint-Germain pada 1996-1997.
Berikut ini empat tim yang sejak edisi pertama 20 klub pada musim 1965-1966 memiliki keunggulan minimal enam poin dari lawan mereka hingga pekan ke-11:
PSG (1996-1997)
PSG memimpin enam poin di atas Monaco setelah melakoni sebelas pertandingan. Mereka baru merasakan kekalahan pertama di tangan Rennes dengan skor 1-2 pada pekan ke-14.
Kemudian, secara perlahan performa PSG menurun hingga posisi puncak diambil alih oleh Monaco pada awal Desember 1996.
Monaco akhirnya keluar sebagai juara dengan membuat PSG tercecer 12 poin di peringkat kedua.
Olympique Lyon (2005-2006)
Hingga laga ke-11, Lyon mengoleksi tujuh poin lebih banyak dari PSG. Fred dkk mengakhiri kompetisi dengan raihan 84 poin dan meninggalkan Bordeaux, yang hanya mampu bertengger di urutan kedua (69 poin).
Olympique Lyon (2006-2007)
Marseille sudah tertinggal sebelas poin dari Lyon pada pekan ke-11.
Lyon pun menutup musim yang luar biasa dengan menenggelamkan Marseille 17 poin di belakangnya!
PSG (2015-2016)
Dengan jalan sama seperti Nice musim ini (sembilan kemenangan dari sebelas laga), PSG memiliki keunggulan tujuh poin dari Angers, yang secara mengejutkan menempati peringkat kedua hingga pertandingan ke-11.
PSG kemudian secara perkasa menjadi juara dengan selisih 31 poin dari sang runner-up, Lyon!
*Ligue 1 (Divisi 1) berkompetisi dengan 20 klub antara musim 1965-1966 dan 1967-1968; dari 1970-1971 ke 1996-1997, serta 2002-2003 hingga musim ini.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar