Sepak bola menjadi harapan untuk mengubah nasib atau ekonomi agar bisa menjadi lebih baik. Tidak hanya bagi pemain, tetapi juga keluarganya. Semua itu pun menyertai Lerby Eliandry.
Penulis: Gonang Susatyo
Harapan itu yang dibebankan pada pemilik nama lengkap Lerby Eliandry Pong Babu. Saat menekuni sepak bola, dia hanya berpikir bagaimana bisa membantu ekonomi keluarga.
Lerby memang bukan dari keluarga mapan. Tak heran bila dirinya tak pernah berpikir untuk masuk sekolah sepak bola (SSB) saat masih kecil.
“Saya besar dari sepak bola kampung. Tidak ada yang membimbing atau mengajari saya bermain bola. Saya juga tidak tidak pernah masuk SSB. Saya belajar secara otodidak. Kebetulan di daerah saya di Kampung Toraja (Samarinda) ada lapangan bola,” ungkap Lerby.
Lapangan Sportivitas di kampungnya itu membuka jalan bagi Lerby untuk menekuni sepak bola. Saat Lerby kecil masih menggantungkan mimpi, dia kerap menyaksikan pemain top Indonesia.
Mereka adalah Heriansyah (gelandang timnas Garuda II dan timnas saat juara SEA Games 1991), Ismayana (gelandang timnas Primavera), dan banyak lagi yang berlatih di lapangan itu.
Baca Juga:
- Rossi Sempat Optimistis Bisa Menang
- AC Milan Akhirnya Cetak Gol Tendangan Bebas Setelah Puasa 13 Bulan
- Tiga Huruf dalam Selebrasi Bonucci, Apa Artinya?
“Saat itu, siapa yang tidak kenal dengan Heriansyah. Bila dia bermain bola, kami berharap diajak serta," kata Lerby.
"Mereka memang mengajak kami bermain bersama. Tetapi, ada syaratnya. Kami harus lebih dulu lari keliling lapangan sampai 10 kali. Semua melakukannya dengan senang hati karena bisa bermain bersama para pemain top,” tuturnya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar