Noda hitam di sepak bola Indonesia terus bermunculan seakan menjadi agenda wajib tanpa ada yang mampu membendung. Terakhir, aksi kekerasan menjelang pertandingan Persib vs Persegres (22/10/2016) menyebabkan meninggalnya bobotoh bernama Muhammad Rovi.
Penulis: Kukuh Wahyudi/Fifi Nofita/Budi Kresnadi
Saat itu, Muhammad Rovi bersama teman-temannya menggunakan sepeda motor menuju stadion. Di tengah jalan, tepatnya di pintu 10 Jababeka, mereka diserang oleh sejumlah orang.
Meninggalnya Rovi menjadi kasus ketiga di kalangan suporter pada tahun ini. Sebelumnya, Muhammad Fahreza (suporter Persija) dan Stanislaus Gandhang Deswara (PSS Sleman) juga harus meregang nyawa pada medio Mei lalu.
Salah satu pentolan Viking, Ucok, menyebut jalur Sadang, Purwakarta, hingga Bekasi, termasuk rute perjalanan Rovi sebagai kawasan rawan kekerasan suporter, khususnya antara oknum bobotoh dan Jakmania, suporter Persija.
“Di kawasan tersebut pendukung Persib dan Persija hampir berimbang,” kata Ucok.
Baca Juga:
- Tiba di Bandung, Djadjang Ungkap Kunci Sukses Persib Tahan PSM
- Penonton Minim, Persija Dibobol Dua Kali Oleh Pusamania Borneo
- Perwakilan Inter Milan Temui Agen Marco Verratti
Bahkan, dalam satu perumahan di kawasan itu ada blok suporter Persib dan Persija. Tidak aneh jika kerap terjadi saling cegat antara dua kelompok suporter saat pergi dan pulang menyaksikan tim kesayangan masing-masing.
“Jangan heran kalau jalur antara Sadang hingga Bekasi disebut Jalur Gaza,” ujarnya.
Menanggapi insiden kekerasan yang menimpa bobotoh hingga meninggal dunia, pengurus Viking Persib Club (VPC), Agus Rachmat, mengaku sangat menyayangkan.
Menurutnya, kejadian tersebut terus berulang karena kurangnya ketegasan dari pihak terkait.
Gusdul, sapaan akrabnya, menuturkan kekerasan di dunia suporter bisa diminimalkan jika pihak-pihak terkait bisa mengambil sikap tegas dan melakukan evaluasi.
“Seharusnya ada pembenahan dan evaluasi dari pihak keamanan penyelenggaraan dan pihak yang terkait. Jangan sampai muncul korban lagi. Dari suporter pun harus bisa mengantisipasi, jangan terprovokasi,” ucap Gusdul.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar