Saat ini, alumnus akademi Juventus yang menjadi andalan di tim utama memang langka. Di dalam skuat dominator Serie A sejak 2011-2012, paling hanya Claudio Marchisio yang menjadi pilar penting.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Namun, pada masa lalu, akademi Juventus menyumbang banyak pemain yang kemudian menjadi bintang-bintang di tim utama La Vecchia Signora. Siapa yang terbaik di antara mereka?
Dari Giampiero Combi, kiper yang membawa Juventus mendominasi Serie A pada awal era 1930-an; Pietro Rava, bek kiri yang prestasi terbaiknya justru mengantar tim nasional Italia meraih medali emas Olimpiade 1936 dan Piala Dunia 1938; sampai Paolo Rossi, yang dalam waktu singkatnya memperkuat tim utama Juventus mampu memberikan trofi Piala Winner 1984 dan Piala Champion 1985.
Ada pula tiga pemain depan yang lebih banyak mendapatkan sorotan sekaligus bisa dibilang lebih menentukan terhadap kesuksesan I Bianconeri pada masa lalu.
Tiga pemain tersebut adalah Giampiero Boniperti, Roberto Bettega, dan Alessandro Del Piero.
Baca Juga:
- Guardiola Rahasiakan Posisi Aguero Saat Menjamu Barcelona
- Klasemen Sementara MotoGP 2016 Setelah GP Malaysia
- Chelsea Tim Terakhir Pembunuh di St Mary's Stadium
Boniperti meraih lima scudetto dan dua Coppa Italia pada era 1950-an. Bettega membawa Juve mendapatkan tujuh scudetto dalam satu dekade antara 1971-1982, juga dua trofi Coppa Italia dan Piala UEFA 1977.
Del Piero paling mentereng soal koleksi trofi. Dia mengoleksi enam scudetto, satu Coppa Italia, empat Supercoppa Italiana, satu Liga Champions, satu Piala Super Eropa, dan satu Piala Interkontinental.
Del Piero juga merupakan pemegang rekor penampilan dan gol terbanyak Juventus. Keduanya dia dapatkan dengan mematahkan rekor milik Boniperti.
Soal 100 Persen
Sayangnya, Del Piero bukan murni produk akademi Juventus. Dia hanya setahun berada di sana. Karier junior Del Piero lebih banyak dihabiskan di klub lain, San Vendemiano (1982-1988) dan Padova (1988-1993).
Baru pada 1993 Del Piero diboyong ke Juventus oleh Boniperti. Del Piero juga tak menghabiskan kariernya di Tim Hitam-Putih. Setelah meninggalkan Juve, dia sempat bermain di Liga Australia dan Liga India.
Hal sama bisa diutarakan soal Bettega. Dia sempat dipinjamkan ke Varese pada awal kariernya. Bettega juga mengakhiri karier profesionalnya di Toronto Blizzard, bukan bersama Juventus.
Soal 100 persen menjadi bagian dari sejarah Si Nyonya Tua, Boniperti jadi harus dipilih sebagai yang terdepan. Boniperti benar-benar produk akademi tulen.
Dia juga menjalani karier 100 persen di Juventus, antara 1946-1961. Setelah tak lagi menjadi pemain, Boniperti diberi posisi oleh Keluarga Agnelli di manajemen klub.
Dia sempat menjadi presiden klub, bahkan sampai sekarang masih menjadi presiden kehormatan. Bettega dan Del Piero tidak mencapai level tersebut.
Keluarga Agnelli sendiri merasa bahwa Boniperti adalah figur yang benar-benar mewakili filosofi Juventus. Jadi, dialah yang bisa dianggap sebagai alumnus akademi terbaik.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar