YOGYAKARTA, JUARA.net – PSIM Yogyakarta sudah jatuh tertimpa tangga. Klub yang akhirnya kena getah saat ulah dua ordo suporternya yang rusuh sendiri, mereka gagal menggelar pertandingan.
Insiden rusuh antara duo ordo suporter PSIM Yogyakarta, Brajamusti dan The Maident, saat timnya menjamu PSCS Cilacap dua pekan lalu. Kini, laga terbaru PSIM di babak 16 Besar Indonesia Soccer Championship (ISC) B pun gagal digelar.
Selain klub dikenai denda sebesar Rp 25 juta oleh operator turnamen, PT Gelora Trisula Semesta (GTS), PSIM tak bisa menggelar pertandingan lanjutan ISC B.
PSIM dijadwalkan menjamu Perssu Super Madura lanjutan Grup A di Stadion Sultan Agung, Bantul, Sabtu (29/10/2016). Namun, kepolisian Bantul tidak menolak mengeluarkan izin pertandingan.
”Pertimbangannya kemungkinan muncul efek lain dengan masuknya suporter PSIM ke wilayah Sleman."
Manajer PSIM, Agung Damar Kusumandaru
Tidak keluarnya izin tak terlepas dari insiden kerusuhan antar suporter PSIM itu. Karena tidak mendapat izin, PSIM merencanakan memakai Stadion Sasana Krida milik Akademi Angkatan Udara (AAU).
Pihak AAU sesungguhnya sudah mengeluarkan izin pertandingan. Hanya, suporter tidak boleh masuk ke kompleks AAU. Ini berarti suporter tidak bisa menyaksikan laga tersebut.
Selain itu, pihak AAU meminta agar panitia pelaksana (panpel) pertandingan melampirkan izin dari Polres Sleman. Seperti halnya Bantul, Polres Sleman pun menolak mengeluarkan izin.
Akibatnya, laga melawan Perssu dipastikan gagal digelar.
”Pihak AAU memang sudah memberikan izin. Tetapi mereka meminta rekomendasi dari Polres Sleman. Hanya, Polres Sleman tidak memberikan izin,” kata Manajer PSIM, Agung Damar Kusumandaru.
”Pertimbangannya kemungkinan muncul efek lain dengan masuknya suporter PSIM ke wilayah Sleman. Jadi dipastikan tidak ada pertandingan PSIM melawan Perssu pada Sabtu ini,” tuturnya.
Baca juga:
- Delapan Calon Exco Paparkan Enam Agenda Kerja demi PSSI
- 'Jangan Ada Perang Bintang di KLB PSSI'
- Pemain Malaysia yang Jadi Mimpi Buruk Indonesia Siap Bungkam Kritik
Gagal menggelar pertandingan, manajemen PSIM langsung bergerak cepat. Mereka menyampaikan surat pemberitahuan terkait kegagalan tersebut kepada PT GTS.
Ini untuk menghindari ancaman kalah walkover (WO) yang bisa saja diterima PSIM karena tak bisa menggelar pertandingan.
“Kami menyampaikan bila laga dipindahkan ke AAU. Tetapi laga di AAU juga tidak mendapat izin dari Polres Sleman,” kata Agung Damar.
”Jadi, kami juga menyampaikan kronologisnya. Kami juga meminta pengunduran jadwal pertandingan,” tuturnya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar