Striker Gonzalo Higuain sedang mengalami masa kekeringan gol. Dia tidak mencetak gol dalam empat pertandingan beruntun di semua ajang untuk klubnya, Juventus.
Higuain gagal menjebol gawang lawan saat tampil menghadapi Udinese, Sabtu (15/10/2016), Lyon tiga hari berselang, dan AC Milan pada 22 Oktober 2016 plu Sampdoria tengah pekan ini.
Buat bomber yang musim lalu menjadi pencetak gol terbanyak Serie A dengan torehan 36 gol dalam 35 penampilan, performa ini bisa dibilang sebagai sebuah krisis.
Cederanya Paulo Dybala tidak membantu kondisi Higuain. Dybala adalah tandem ideal Higuain. Selain juga tajam, pergerakan Dybala banyak membantu membukakan ruang bagi Higuain.
“Saya tersedia bagi pelatih untuk ditempatkan di mana saja."
Gelandang Juventus, Juan Cuadrado
Juventus masih punya penyerang lain, yaitu Mario Mandzukic. Tetapi, selain kurang tajam, Mandzukic bertipe penyerang tengah, sama seperti Higuain. Mobilitasnya agak minim karena Mandzukic lebih fokus menunggu operan matang di kotak penalti.
Menghadapi situasi ini, pelatih Massimiliano Allegri menyiapkan taktik yang baru. Sepanjang pekan ini dia beberapa kali menjajal formasi 3-4-3.
Formasi itu dikedepankan karena Juventus memiliki banyak sayap. Ada Dani Alves, Stephan Lichtsteiner, Patrice Evra, Juan Cuadrado, dan Alex Sandro.
Idenya adalah mendorong salah satu dari Cuadrado atau Alex Sandro lebih ke depan. Sedangkan Alves-Evra ditempatkan di tengah bersama dua dari Sami Khedira, Miralem Pjanic, atau Claudio Marchisio.
Baca juga:
- Respons Guardiola soal Keinginan Madrid Merekrutnya
- Fokus Diego Simeone adalah Malaga, Bukan Rumor ke Premier League
- Hasil Ligue 1, Gol Ke-10 Edinson Cavani Bawa PSG Salip Monaco
Cuadrado atau Alex Sandro bakal melengkapi trisula lini depan yang juga diisi Higuain dan Mandzukic. Yang lebih ekstrem lagi adalah memainkan sekaligus Cuadrado dan Alex Sandro.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tuttosport |
Komentar