Hingga pekan ke-9 berakhir, Manajer David Moyes belum menemukan formasi yang paling cocok untuk timnya, Sunderland. Moyes memakai formasi 4-1-4-1 sebanyak tiga kali, 4-3-3 dua kali, satu kali 4-2-3-1, 4-3-1-2 dua kali, serta terakhir 4-4-2.
Penulis: Dian Savitri
Hasilnya, dua kali seri dan sisanya kalah. Dengan dua poin, Sunderland berada di dasar klasemen dan menjadi kandidat utama untuk degradasi. Susahnya, pada Sabtu (29/10), mereka akan menjamu klub yang tak terkalahkan dalam delapan laga terakhir di Premier League, Arsenal.
Tim asuhan Arsene Wenger itu hanya kalah pada partai perdana. Selanjutnya, mereka menang enam kali dan seri dua kali. Wenger punya formasi konstan: 4-2-3-1. Ia hanya satu kali memakai 4-1-4-1 dan itu pun menang.
Moyes menyatakan penguasaan bola menjadi penyebab Sunderland sering kebobolan pada menit-menit terakhir.
“Saya dengar seseorang mengatakan seandainya pertandingan sepak bola hanya 85 menit, maka Sunderland sudah punya sembilan poin saat ini,” kata Moyes seperti dikutip dari Reuters Online.
Selain itu, Moyes juga berharap para pemainnya meningkatkan kebugaran tubuh mereka sebagai salah satu modal untuk bisa bangkit dan keluar dari zona maut.
Menurut Moyes, dengan menurunnya kebugaran, maka konsentrasi ke permainan juga akan berkurang.
Dari enam gol yang dibuat Sunderland di Premier League, empat dibuat oleh striker Jermain Defoe, sisanya oleh bek kiri Patrick van Aanholt. Melawan Arsenal, diprediksi Defoe tidak akan bisa berbuat banyak.
Sepanjang kariernya bermain di Premier League, Defoe sudah 21 kali menghadapi Arsenal, namun hanya membuat dua gol.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar