Milan pernah sangat identik dengan Brasil. Mereka begitu senang mengumpulkan talenta-talenta dari Negeri Samba mulai dari Serginho, Dida, Rivaldo, Cafu, Emerson, Kaka, Ronaldo, Ronaldinho, sampai Alexandre Pato.
Penulis: Sem Bagaskara
Saking kagumnya dengan bakat ofensif asal Brasil, manajemen Milan sampai nyaris tak mendengarkan permintaan pelatih Carlo Ancelotti pada 2002.
"Ancelotti menginginkan bek baru, tetapi tim malah merekrut Rivaldo," kata pelatih legendaris Milan, Arrigo Sacchi, mengisahkan.
Ancelotti akhirnya bisa tersenyum lega karena pada detik-detik menjelang penutupan bursa transfer musim panas 2002, Il Diavolo sukses menggaet Alessandro Nesta dari Lazio dengan biaya 30,5 juta euro.
Selain berkembang menjadi pilar penting di sektor belakang, Nesta juga mewakili identitas Italia di tubuh tim.
Baca Juga:
- Singgung Autobiografi, De Boer Puji Icardi sebagai Contoh Bagi Tim
- Ucapan Kompany yang Bikin Dirinya Ditarik Guardiola
- Tangisan dan Genggaman Kapten Ke-3 Roma lantaran Bisa Absen 6 Bulan
Hanya, belakangan pemain Italia mahal yang didatangkan Milan tak mampu memberi kontribusi sebesar Nesta.
Stephan El Shaarawy, Mario Balotelli, dan Alessandro Matri seperti hanya numpang lewat.
Andrea Bertolacci juga terus diganggu cedera dan sulit mencapai performa terbaik.
Praktis cuma Alessio Romagnoli yang kelihatannya bakal punya karier cerah di San Siro. Kebetulan ia dijuluki sebagai titisan Nesta.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar