Salah satu periode terharum AC Milan, yang mungkin masih segar dalam ingatan adalah pada tahun 1994. Kala itu, tim besutan Fabio Capello tersebut berhasil mengawinkan titel Serie A dengan gelar Liga Champion.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Terlebih lagi final di Athena itu dijuarai dengan mencukur Barcelona empat gol tanpa balas. Seiring kesuksesan pasukan berjuluk The Dream Team tersebut, wajar apabila timnas Italia yang dipersiapkan menuju Piala Dunia 1994 itu dihuni hingga tujuh pemain I Rossoneri.
Dimulai Franco Baresi, Paolo Maldini, Alessandro Costacurta, Mauro Tassoti, Demetrio Albertini, Roberto Donadoni, hingga Daniele Massaro. Personel Il Diavolo Rosso ini memegang peran penting pada turnamen musim panas yang digelar di Amerika Serikat.
Lima penggawa mereka, Baresi, Maldini, Albertini, Donadoni, dan Massaro, bahkan mendominasi wajah Azzurri di partai final melawan Brasil. Sayangnya, Italia harus mengakui keunggulan Selecao lewat drama adu tendangan penalti.
Terlihat ironis mungkin. Di saat Milan mewakilkan hingga tujuh pemain di timnas Italia, jumlah terbanyak selain di PD 1962 yang digelar Cile, gelar juara dunia justru gagal direbut. Begitu pula dengan nasib di panggung Piala Eropa, di mana melimpahnya personel Milan malah tak sanggup mengantar Azzurri mentas di putaran final Euro 1992.
Gattuso-Pirlo
Dalam sejarahnya, di saat Italia mencaplok empat gelar Piala Dunia, dan satu trofi Euro, Milan justru tak mendominasi komposisi skuat timnas. Di tim juara PD 1934, wakil Milan hanya seorang Pietro Arcari, yang bahkan tak mendapat menit bermain sepanjang turnamen.
Pada saat mempertahankan mahkota empat tahun berikutnya, Milan malah tak punya wakil! Berselang 44 tahun, saat Paolo Rossi dkk. mengalahkan Jerman Barat di final Espana 1982, dari dua wakil Milan, Baresi dan Fulvio Collovati, hanya nama yang disebut belakangan yang berduel di final.
Nasib kontingen Milan kembali membaik di PD 2006. Walaupun mayoritas dari lima pemain yang dipanggil bukan penghuni starting XI, tapi Gennaro Gattuso dan Andrea Pirlo, dua pemain yang melengkapi kuintet, menjadi elemen tak terpisahkan dari mesin juara Italia.
Hal yang nyaris sama berlaku di Piala Eropa 1968. Titel tunggal Italia di arena Euro itu juga diwarnai lima wajah Milan. Jika Angelo Anquilletti dan Gianni Rivera hanya sebagai pelengkap tim, trio Roberto Rosato, Giovanni Lodetti, dan Pierino Prati, terus dimainkan pelatih Ferruccio Valcareggi hingga sepasang final melawan Yugoslavia.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar