Mattia De Sciglio. Inilah perwakilan tunggal AC Milan di skuat Italia yang terjun di Euro 2016 musim panas baru lalu. Dalam tiga penampilan sebagai starter dan sekali sebagai pemain pengganti itu, keberadaan De Sciglio seperti terintimidasi oleh enam personel Juventus
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Satu setengah bulan berlalu sejak Italia mengakhiri langkahnya di Prancis. Wajah Gli Azzurri pun berubah total. Bukan cuma diwarnai peralihan kursi pelatih dari Antonio Conte ke Giampiero Ventura, tapi skuat Italia kini tak lagi didominasi anak-anak Juventus Stadium.
Walaupun dari aspek hierarki kualitas di klasemen Serie A Juve masih perkasa sebagai capolista, kiblat Ventura dalam memanggil pemain telah berpindah ke AC Milan.
Paling tidak, dalam dua kali penyusunan skuat pada rangkaian Kualifikasi Piala Dunia 2018, Milan menguasai jumlah wakil.
Pada pemanggilan pertama, yang dipersiapkan untuk beruji coba kontra Prancis (1/9) dan berduel di Kualifikasi PD 2018 versus Israel (5/9), Milan mengirim enam pemain.
Mereka adalah Gianluigi Donnarumma, Riccardo Montolivo, Luca Antonelli, Giacomo Bonaventura, Mattia De Sciglio, dan Alessio Romagnoli.
Ventura mencoret Antonelli dan harus mengganti Montolivo dengan pemain lain pada pemanggilan kedua untuk melakoni Kualifikasi PD 2018 melawan Spanyol dan Masedonia sehingga menjadikan kontingen Milan berisi kuartet Donnarumma, Bonaventura, De Sciglio, dan Romagnoli.
Enam wajah Milan di periode draf pertama jelas menjadi yang terbanyak. Juve berada di tempat kedua dengan empat wakil, disusul AS Roma, Fiorentina, Lazio, dan Internazionale Milan masing-masing dengan sumbangsih dua pemain.
Meski terpangkas menjadi hanya empat pemain pada laga kontra Spanyol dan Masedonia, Milan tetap memimpin kontingen Azzurri.
Juve sendiri mewakilkan tiga pemain, sedangkan Fiorentina, Roma, Lazio, Internazionale, dan Torino sama-sama berkontribusi atas sepasang pemain.
Satu Assist
Dari empat laga berbeda ini, personel Milan tidak sebatas dipanggil, tapi juga mendapat kepercayaan untuk turun.
Di laga melawan Prancis, yang berujung kekalahan 1-3, Donnarruma mendapat 45 menit main setelah menggantikan Gianluigi Buffon di babak kedua.
Jumlah menit tampil yang sama juga diperoleh Montolivo, seusai masuk mengisi pos Daniele De Rossi.
Sementara itu, De Sciglio ditarik di menit ke-58 dan Bonaventura digantikan Marco Verratti saat laga di San Nicola itu menginjak 66 menit.
Partai melawan Israel memperlihatkan Bonaventura dan Antonelli sebagai starter. Namun, ketika Antonelli bermain hingga laga usai, Bonaventura ditarik pada menit ke-63 dan digantikan oleh Angelo Ogbonna.
Kepercayaan ekstra kembali diberikan Ventura di partai melawan Spanyol. Romagnoli, Montolivo, dan De Sciglio berhasil tampil sejak sepak mula.
Komposisi berupa tiga personel bertahan hingga bubar. Akan tetapi, Montolivo kemudian mengalami cedera dan tidak bisa dipilih lagi.
Hasil 1-1 kontra La Furia Roja, meski menjadi penurunan jika dibandingkan kemenangan 2-0 di Euro 2016, Ventura tampak puas dengan kinerja trio Milan tersebut.
Karena itu, wajar apabila sang allenatore lagi-lagi mematok Romagnoli, Bonaventura, dan De Sciglio sebagai starter, saat Italia bertamu ke Skopje.
Di laga yang dimenangi 2-1 itu, hanya Romagnoli dan De Sciglio yang bermain hingga peluit akhir. Sementara itu, tempat Bonaventura digantikan Marco Parolo pada menit ke-64.
Memang, seluruh pemain yang dipanggil dalam dua periode terpisah itu tak memberikan kontribusi berupa gol. Satu-satunya sumbangsih pada gol dicatatkan oleh Antonelli, yang mengirim assist buat Graziano Pelle di partai versus Israel.
Meski begitu, peran nyata Bonaventura dan De Sciglio di tengah, serta Romagnoli di belakang, sudah terlihat semakin apik. Artinya, kondisi ItalMilan ini tampak bukan hanya sesaat, tapi bakal terus berlanjut di era Ventura.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.710 |
Komentar