Andres Iniesta, Come Back Termuluk di Laga El Clasico

Kemenangan 3-2 atas Valencia, Sabtu (22/10/2016), menyisakan cukup banyak cerita. Sisi positifnya, FC Barcelona sukses meneruskan rentetan tanpa kalah mereka di Mestalla menjadi 11 partai beruntun. Dalam laju kesuksesan ini, Barca mencatat tujuh kemenangan dan empat skor imbang.

Penulis: Sapto Haryo Rajasa

Luis Enrique selaku pelatih mengungkapkan bahwa pasukannya memiliki karakter pemenang sehingga bisa meraih tripoin dramatis, yang ditentukan lewat penalti Lionel Messi pada masa injury time.

“Inilah laga di mana kolektivitas tim menentukan segalanya. Pemain menunjukkan kebolehan dalam melewati rintangan berat,” begitu katanya di situs resmi klub.

Meski mampu membuka keunggulan melalui sepakan kaki kiri Messi, Barca sempat tertinggal 1-2 tatkala gol Munir El Haddadi dan Rodrigo Moreno mengoyak jala Marc Andre ter Stegen.

Untungnya, Luis Suarez sukses menyamakan skor di menit ke-62 dan akhirnya mendapatkan penalti setelah upaya Aymen Abdennour menghentikan bola mengenai kaki bomber Uruguay tersebut.

“Akan lebih mudah untuk menikmati kemenangan seperti ini saat kami tertinggal lebih dulu. Banyak yang berharap kami bisa menang mudah dengan selisih gol jauh, tapi laga berat seperti ini pasti akan menghampiri. Kami bisa menang dengan menunjukkan karakter, ambisi, dan tak pernah menyerah,” timpal Suarez.

Dwigol Messi dan gol tunggal Suarez, menaruh mereka di puncak klasemen sementara el pichichi La Liga 2016-2017.

Dari perspektif di clasificacion Primera Division pun Barca sukses menaiki satu anak tangga ke peringkat 3, dua posisi di bawah Real Madrid dan Sevilla, dan satu lapis di atas Villarreal.

Sekecil apa pun bentuk kenaikan itu, Barcelonistas tetap layak merayakannya. Kendati demikian, pada saat yang bersamaan, euforia para fans The Catalans harus terhenti menyusul cedera ligamen lutut kanan yang menghampiri Andres Iniesta, kapten mereka.

Setelah menjalani scan di rumah sakit setempat, dokter tim merilis berita bahwa Don Andres harus melakoni pemulihan selama 6-8 pekan.

“Cedera Iniesta meninggalkan perasaan yang sangat pahit. Kami hanya berharap dirinya bisa cepat pulih dan kembali merumput,” papar Messi.

El Clasico

Keberadaan Iniesta memang sudah tidak sekrusial musim-musim sebelumnya.

Dalam banyak kesempatan, perannya sudah bisa digantikan oleh para pelapis semodel Denis Suarez, Rafinha, atau Andre Gomes.

Hal ini dibuktikan dalam kemenangan atas Sevilla pada leg II Supercopa serta atas Real Betis dan Athletic Bilbao pada awal bergulirnya La Liga.

Akan tetapi, untuk beberapa kasus, seperti laga-laga sengit kontra Atletico di La Liga, atau Celtic, Borussia Moenchengladbach, dan Manchester City, kehadiran Iniesta tetap sangat dibutuhkan.

Bukan semata kualitas teknik dalam membaca visi dan mengatur ritme, tapi juga dalam memimpin rekan-rekannya.

Cedera Iniesta mengartikan bahwa Barca bakal kehilangan setidaknya tiga pemain pilar hingga pekan kedua November.

Pada saat melakoni matchday 3 Liga Champions kontra Man City, cedera beruntun menimpa Jordi Alba dan Gerard Pique.

Sebelumnya, Jesper Cillessen lebih dulu meringkuk di ruang terapi. Begitu pula Rafinha dan Arda Turan, yang mengalami gangguan otot menjelang lawatan ke Mestalla.

Dalam kasus cedera, tim medis biasa menjadwalkan dua rentang waktu untuk come back. Periode minimal Iniesta adalah enam pekan, sedangkan maksimalnya delapan pekan.

Jika opsi pertama berjalan sesuai kemauan Barca, Iniesta bisa kembali merumput tepat pada pergelaran el clasico (3/12).