Seiring kedatangan di Santiago Bernabeu, Marco Asensio bersahabat dengan masalah. Bukan, bukan dia yang sering kena problem, tapi bak pertautan takdir yang membuat rezekinya kerap datang dari situasi sulit pihak lain.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Asensio bergabung ke Madrid dari Mallorca awal tahun ini, tapi disekolahkan di sana sampai akhir musim 2015/16. Dia produktif bareng Mallorca dan mampu melanjutkan produktivitas itu di awal 2016/17 bersama Los Blancos.
Asensio adalah andalan Zidane, setidaknya di pembuka musim. Kualitasnya memang bagus, tapi kesempatan menjadi pilihan utama muncul lantaran kendala di skuat Si Putih.
Para pilar Madrid di posisi Asensio berhalangan hadir dengan alasan berbeda. Gareth Bale dan Cristiano Ronaldo masih absen karena mendapatkan liburan ekstra usai penampilan heroik masing-masing saat membela negara di Euro 2016.
Karim Benzema tak dibawa Prancis buat Euro, tapi dia malah cedera. Alhasil, Zizou sakit kepala, mengalihkan fokus ke para pelapis, cantera alias bocah akademi, rekrutan baru, dan Asensio adalah salah satunya.
Tak salah juga karena sekali lagi, kualitas Asensio tak perlu diragukan.
Ia mampu langsung nyetel dengan gaya main Madrid era Zizou. Bersama Lucas Vazquez dan Alvaro Morata, Asensio membentuk trio VMA pengganti trio BBC (Bale, Benzema, Cristiano) Madrid.
Empat Kompetisi
Debut Asensio buat Madrid brilian. Dia bikin satu gol di Piala Super Eropa melawan Sevilla.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.710 |
Komentar