"Kejadian di lapangan sungguh di luar kontrol kami. Saya sangat malu," ujarnya dengan wajah kuyu.
Kelakuan Mursyid pun menjadi peluang Thailand untuk berkelit dari tudingan bermain tak sportif.
"Buktinya, bukan pemain kami yang menceploskan bola ke gawang sendiri. Pantas sepak bola Indonesia susah maju. Mereka bermain tidak fair," tutur Vitaya Laohakul, pelatih Thailand.
Indonesia dan Thailand sama-sama kena hukuman karena peristiwa itu. FIFA mendenda masing-masing negara sebesar 40 ribu dolar AS. Mursyid juga dilarang bermain dalam ajang internasional di sisa hidupnya.
Tak hanya itu, sepulangnya dari Vietnam, Ketua Umum PSSI, Azwar Anas, langsung mengundurkan diri. Ia menangis saat menyaksikan langsung peristiwa memalukan itu.
Semangat Menggebu
Sepekan sebelum timnas Piala Tiger 1998 terbang ke Vietnam, tim pelatih dan pemain menunjukkan semangatnya kala dijamu BOLA di Restoran Jepang, Caza Suki, di kawasan Blok M, Jakarta.
Mereka yakin akan pulang dengan membawa trofi Piala Tiger edisi kedua itu meski dengan segudang masalah yang membuntuti mereka. Ya, timnas saat itu memang sedang dibuat stres.
Mulai dari finansial menipis hingga manajer timnas, Nurdin Halid, yang terkena kasus dugaan korupsi Puskud Hasanuddin.
"Kalau di tahun 1970-an kita disegani di kawasan Asia, tak ada salahnya bila sekarang saya terobsesi jadi nomor satu lagi," ujar Rusdy.
Merajai Piala Tiger 1998 kala itu menjadi harga mati. Sukma masyarakat kita butuh diberi masukan yang baik, setelah kerusuhan politis dan etnis dalam tragedi 14 Mei 1998.
[video]http://video.kompas.com/e/5184038428001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar