Pernah ada yang dengar istilah coaching tree? Istilah itu biasanya akrab dengan mereka yang berkutat dengan olahraga Amerika Selatan.
Di sana, pelatih-pelatih muda menghabiskan banyak waktu untuk belajar di bawah arahan kolega yang lebih berpengalaman, sebelum mentas menjalani karier sebagai pelatih.
Tema itu juga cocok untuk sepak bola dan salah satu coaching tree yang paling menarik adalah pelatih asal Argentina, Marcelo Bielsa.
Dalam satu dekade atau lebih, sudah ada banyak pelatih yang muncul dari balik bayang Bielsa. Misalnya Jorge Sampaoli, pelatih Sevilla, yang melatih dengan gaya textbook, atau yang mengambil gaya lebih praktis, contohnya Eduardo Berizzo, pelatih Celta Vigo.
Mauricio Pochettino juga demikian. Menurut situs These Football Times, manajer Tottenham Hotspur ini yang paling dipengaruhi oleh gaya kepelatihan Bielsa.
Pochettino sudah kenal Bielsa sejak ia berusia 14 tahun bermain di klub Argentina, Newell’s Old Boys. Sebagai pemain, mungkin Pochettino tidak terlalu berpengaruh, namun tidak demikian ketika ia banting setir menjadi pelatih.
Baca Juga:
- Zidane: Saya Pun Pernah Dicemooh seperti CR7
- Presiden Atletico: Sudah Waktunya Tim Simeone Dapat Apresiasi
- Moeldoko Suntikan Semangat untuk 'Messi Indonesia'
“Bielsa sudah seperti ayah untuk saya. Kami menghabiskan banyak waktu bersama. Saya mengenalnya sejak saya berusia 14 tahun di Newell’s Old Boys,” kata Pochettino, tentang pelatih yang kini berusia 61 tahun itu. Pochettino biasa menjuluki Bielsa sebagai The Crazy One.
Karier kepelatihan Pochettino dimulai pada 2009, ketika ditunjuk oleh Espanyol, klub tempatnya bermain pada 2004-2006. Espanyol menjadi klub pertama yang dilatih Pochettino dan jelas ia belum punya pengalaman di pekerjaan barunya itu.
Akan tetapi, dengan cepat Pochettino punya reputasi sebagai pelatih yang memainkan sepak bola menyerang dan lebih suka memainkan pemain-pemain muda.
Walau punya reputasi positif, orang tetap saja kaget ketika Pochettino menjadi manajer di Southampton pada 2013. Tidak ada prestasi yang diraihnya selama satu musim di pantai selatan Inggris itu, selain reputasi yang bertambah harum.
Di klub itu, Pochettino mengimplementasikan berbagai konsep taktis yang mirip –walau tidak identik– dengan yang dipakai oleh Bielsa.
Sejak Tottenham merekrutnya pada 2014, Pochettino semakin dikenal sebagai manajer yang mengedepankan pemain muda, sebisa mungkin pemain lokal.
Memang, Spurs tidak menekan sedalam yang dilakukan oleh Espanyol dan Southampton, namun mereka menekan sangat efektif di area yang menjadi target.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | These Football Times |
Komentar