Sepasang gol cantik dari Xherdan Shaqiri membuat Stoke City bisa kabur dari zona degradasi setelah menang 2-0 atas Hull City pada Sabtu (22/10). Gelandang boncel anggota timnas Swiss ini memang seperti menemukan harinya.
Penulis: Dedi Rinaldi
Namun, penampilan spektakuler gelandang bertinggi badan 168 cm ini tampaknya wajib diwaspadai oleh Stoke. Pasalnya, godaan dari klub besar Italia, AS Roma, terus mendera. Erdin Shaqiri, kakak sekaligus agennya, bahkan telah mengungkapkan kemungkinan sang adik meninggalkan Stoke pada Januari 2017.
“Maaf jika saya tak bisa berbicara banyak. Januari masih sangat jauh. Namun, menjelang bulan tersebut segalanya bisa terjadi, termasuk menerima pinangan dari Roma,” kata Erdin.
Dengan skill yang dimiliki serta catatan karier sebelumnya, memang terkesan Stoke terlalu kecil bagi Shaqiri. Apalagi, gelandang bertubuh gempal ini masih berada dalam usia emas, yaitu 25 tahun, serta berstatus anggota timnas Swiss.
Shaqiri memulai kariernya bersama klub Swiss, FC Basel, dan kemudian melakukan loncatan besar bergabung ke klub kondang Jerman, Bayern Muenchen, sejak 2012 hingga 2015.
Saat berada di Muenchen, Shaqiri pernah bersentuhan dengan Pep Guardiola, yang kini menjadi pelatih Manchester City. Namun, hubungan Shaqiri dengan Guardiola tidak mesra.
Karena itu, ketika kiper The Citizens, Joe Hart, dipinggirkan Guardiola, Shaqiri menjadi salah satu pemain yang mengirimkan simpati kepada Hart.
“Dia memang pelatih yang sangat bagus, tetapi situasinya berbeda ketika berkomunikasi dengan saya. Guardiola jarang berbicara banyak kepada para pemain yang terpinggirkan. Dia tidak menjelaskan alasan mengapa seorang pemain dicadangkan,” cerita Shaqiri.
Genosida
Shaqiri akhirnya memilih meninggalkan Guardiola dan Muenchen dengan hengkang ke Internazionale Milan pada Januari 2015 sebelum diboyong Stoke dengan rekor transfer klub senilai 12,5 juta pound pada musim panas 2015.
Shaqiri merupakan sosok yang berusaha keras untuk bisa mencuat. Hal tersebut diakuinya sebagai bentuk perjuangan hidup dari seorang pengungsi yang menghindari pemusnahan etnis (genosida).
Meski merupakan anggota timnas Swiss, tapi darah Shaqiri bukan asli Swiss, melainkan Albania-Kosovo. Pada 1992, perang saudara di Yugoslavia berkecamuk. Terjadi gelombang perpindahan orang dari Bosnia untuk menghindari genosida oleh etnis Serbia.
Tragedi inilah yang memaksa keluarga Shaqiri bermigrasi ke Swiss. Sementara itu, mengenai kabar kepergiannya dari Stoke, Shaqiri menampik dengan mengatakan bahwa dirinya ingin bertahan di Inggris dan membantu timnya untuk bangkit.
Akan tetapi, keinginan untuk bermain di kancah antarklub Eropa dan tawaran klub sebesar Roma tetap disimpan dalam hati.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar