Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Lima Kekalahan Terburuk Jose Mourinho

By Ferril Dennys Sitorus - Senin, 24 Oktober 2016 | 16:50 WIB
Reaksi pelatih Manchester United, Jose Mourinho, dalam duel Liga Europa lawan Zorya Luhansk di Old Trafford, 29 September 2016.
PAUL ELLIS/AFP
Reaksi pelatih Manchester United, Jose Mourinho, dalam duel Liga Europa lawan Zorya Luhansk di Old Trafford, 29 September 2016.

Jose Mourinho menelan kekalahan terbesar dalam kariernya bersama Manchester United.

Manajer asal Portugal tersebut harus menyaksikan anak asuhnya dihancurkan mantan klubnya, Chelsea, dengan skor empat gol tanpa balas di Stamford Bridge, Minggu (23/10/2016).

Gawang Man United yang dikawal David de Gea dibobol oleh Pedro (30 detik), Garry Cahill (21'), Eden Hazard (62'), dan Ngolo Kante (70').

Hasil itu menjadi kekalahan kali 2 untuk Mourinho di Premier League. Dengan hasil ini, Man United semakin menjauh dari perebutan gelar juara.

Tim berjulukan Setan Merah tersebut kini berada di peringkat ke-7 dengan merangkum 14 poin, atau berselisih 6 angka dari Manchester City di puncak klasemen.

Bagi Mourinho, hasil ini merupakan kekalahan terbesar sejak 2010. Lalu pada pertandingan apa saja Mourinho menelan kekalahan yang tergolong menyakitkan dalam kariernya.

Berikut rangkuman 5 kekalahan terbesar Mourinho:

Tottenham Hotspur 5-3 Chelsea, Januari 2015

Dalam periode kedua membesut Chelsea, Mourinho menyaksikan lawannya mencetak 5 gol oleh torehan gol Harry Kane (30', 52'), Danny Rose (44'), Andros Townsend (pen 45+4), dan Nacer Chadli (78').

Saat itu, Mourinho enggan menyalahkan performa anak asuhnya atas kekalahan tersebut. "Saya tidak ingin menyalahkan. Saya ingin menyiapkan laga selanjutnya sehingga saya lebih memilih bahwa kami hanya kalah. Besok adalah hari berbeda," kata Mourinho.

Barcelona 5-0 Real Madrid, November 2010.

Mourinho pernah menelan kekalahan menyakitkan saat melakoni El Clasico perdananya bersama Real Madrid. Saat itu, Madrid harus takluk 0-5 dari Barcelona pada November 2010.

Sang penjaga gawang Madrid, Iker Casillas, takluk di kaki Xavi Hernandez (10'), Pedro (18'), David Villa (55', 58'), dan Jeffren (90').

Kekalahan Madrid itu menjadi kemenangan terbesar Barca sejak musim 1993-1994. Setelah kekalahan tersebut, Mourinho berusaha membuat anak asuhnya tegar.

"Anda harus memiliki karakter. Saat Anda kalah 5 gol, Anda tidak boleh menangis. Anda harus tetap maju dan bekerja keras," kata Mourinho seusai pertandingan.

 

Borussia Dortmund 4-1 Real Madrid, April 2013.

Pada Liga Champions 2012-2013, banyak yang mengharapkan final sesama Spanyol di Stadion Wembley. Barcelona dan Real Madrid dijagokan melaju ke final ketimbang duo Jerman, Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund.

Harapan tersebut gagal terwujud setelah Madrid dan Barcelona tersingkir pada babak semifinal. Impian Los Merengues meraih tiket final hancur di tangan Dortmund. Madrid gagal lantaran takluk 3-4 secara agregat.

Pada pertemuan pertama, Madrid hancur oleh 4 gol yang disarangkan Robert Lewandowski. Madrid hanya mampu membalas lewat torehan gol Cristiano Ronaldo.

Hasil tersebut merupakan kekalahan terbesar Mourinho dalam 106 pertandingan Liga Champions.

Madrid kemudian membalas dengan meraih kemenangan 2-0 pada pertemuan kedua, tetapi hasil ini tidak cukup untuk meloloskan mereka ke final.

Sementara Barcelona gagal ke Wembley setelah takluk 0-7 secara agregat dari Bayern Muenchen.

Catania 3-1 Inter Milan, Maret 2010

Di tangan Mourinho, Inter membuat sejarah pada 2009-2010 saat mereka menjadi pertama yang meraih 3 gelar atau treble winners.

Dalam perjalanan meraih scudetto kedua secara beruntun, La Beneamata menelan 4 kekalahan. Kekalahan paling buruk adalah saat takluk 1-3 dari Catania.

Inter awalnya memimpin terlebih dulu berkat gol Diego Milito pada menit ke-53. Namun, mereka memberikan 3 gol untuk klub asal pulau Sisilia tersebut dalam 16 menit akhir.

Manchester United 2-0 Inter Milan, Maret 2009

Mourinho menikmati malam luar biasa dalam kariernya di Old Trafford pada 2004. Saat itu, Porto yang diasuhnya menendang Manchester United dari Liga Champions.

Saat dia bersama Inter Milan kembali bertemu Sir Alex Ferguson pada Maret 2009, hasilnya tak begitu menuntungkan bagi manajer asal Portugal tersebut.

Gol babak pertama dari Nemanja Vidic dan Cristiano Ronaldo membuat The Red Devils lolos ke babak perempat final Liga Champions. Inter pun akhirnya tersingkir.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor :
Sumber : Berbagai sumber


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X