Sejak 2010, Olympique Marseille (OM) tak pernah menuai hasil sempurna kala melawat ke markas rival terbesar mereka, Paris Saint-Germain (PSG). Misi meraih hasil bagus di kandang PSG kini kian sulit karena Marseille akan kembali berjuang “sendirian”.
Penulis: Sem Bagaskara
Kelompok suporter garis keras terbesar Marseille, Commando Ultra 84, telah menegaskan akan memboikot partai bertajuk le classique versus PSG di Stadion Parc des Princes, Minggu (23/10/2016). Gerakan itu diikuti oleh kelompok-kelompok pendukung Marseille yang lain.
Padahal, untuk pertama kali sejak 2014, PSG membuka pintu bagi kehadiran ultras OM. Namun, insiatif tersebut ternyata tak disambut baik oleh fans Marseille.
Harga tiket yang mahal (60 euro) dan pembatasan tempat (500 kursi) memicu aksi boikot suporter Marseille. Alhasil, minus dukungan fans, OM menghadapi misi berat untuk meraih hasil positif di Parc des Princes.
Baca Juga:
- Tim Asuhan Indra Sjafri Derita Kekalahan Keempat dari Lima Laga Terakhir
- Ketajaman Juru Gedor Milan Selevel dengan Duo Argentina Milik Juventus
- Pemain Arsenal Harus Berpikir
Terakhir kali Marseille menang di kandang PSG adalah pada 28 Februari 2010. Papan skor menunjuk angka 0-3 buat kemenangan tim tamu.
Laga itu bisa menjadi inspirasi buat Marseille. Kemenangan OM dibuka oleh gol Hatem Ben Arfa (sekarang bermain di PSG) yang berawal dari situasi tendangan bebas.
Faktor Kandang
Skema bola mati baru-baru ini juga menguntungkan Marseille. Pada pekan kesembilan Ligue 1 2016-2017, OM menang atas Metz via gol semata wayang Bafetimbi Gomis, yang meneruskan operan sepak pojok Florian Thauvin.
"Bagus. Kami mendapatkan suntikan kepercayaan diri sebelum melawan PSG," kata ahli strategi OM, Franck Passi, di La Provence.
Bagi Marseille, partai melawan Metz tak cuma berfungsi sebagai pendongkrak kepercayaan diri, tapi juga alarm peringatan.
Soalnya, OM masih menunjukkan penurunan performa drastis ketika laga menginjak paruh kedua. Saat melawan Metz, Gomis cs mencatat 13 upaya pada babak pertama.
Angka tersebut menurun menjadi hanya empat tembakan di interval kedua. Marseille patut waspada karena periode terganas PSG justru muncul setelah masa rehat, tepatnya pada rentang menit ke-60 sampai 75.
Angel Di Maria dkk mengemas enam gol dan tak sekalipun kebobolan pada periode itu. Faktor lain yang akan mendukung PSG jelas Parc des Princes.
Bermain di rumah selalu menghadirkan rasa nyaman bagi skuat asuhan Unai Emery. PSG racikan Emery musim ini telah kalah dua kali saat bermain di luar rumah.
PSG bak tertular penyakit tim besutan Emery musim lalu, Sevilla, yang tak pernah menuai kemenangan tandang di La Liga 2015-2016!
Sebaliknya, Les Parisiens belum tersentuh kekalahan saat mentas di hadapan publik Parc des Princes musim ini. Catatan itu sepertinya akan terus terjaga sampai partai le classique kontra Marseille setelah pekan ke-10 Ligue 1 2016-2017 usai.
[video]http://video.kompas.com/e/5181007543001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar