Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Montella Bukan Lagi Pesawat Kecil, tetapi Jet

By Sabtu, 22 Oktober 2016 | 20:23 WIB
Reaksi pelatih AC Milan, Vincenzo Montella, dalam duel Serie A lawan Sassuolo di San Siro, 2 Oktober 2016.
MARCO BERTORELLO/AFP
Reaksi pelatih AC Milan, Vincenzo Montella, dalam duel Serie A lawan Sassuolo di San Siro, 2 Oktober 2016.

Pelatih Milan, Vincenzo Montella, punya julukan L'aeroplanino (pesawat kecil). Ia kini bukan sekadar pesawat biasa, tetapi jet yang melesat lebih cepat.

Penulis: Sem Bagaskara

Milan asuhan Montella meraup 16 poin dalam delapan laga (2 poin per gim). Torehan tim racikan Montella mirip-mirip dengan skuat Milan peraih scudetto pada 1995-1996 (2,12 poin per gim), 1998-1999 (1,75), 2003-2004 (2,5), dan 2010-2011 (2,12).

Hasil apik di lapangan merupakan buah dari sejumlah inovasi yang diterapkan Montella. Ia pernah menyuruh Giacomo Bonaventura cs bermain rugbi.

Tujuannya bukan teknis, tetapi lebih kepada psikologis. Ia ingin melihat pemainnya bercanda dan tersenyum, sesuatu yang jarang dilakukan personel Milan dalam beberapa tahun belakangan.

Terobosan selanjutnya adalah penerapan diet ketat plus larangan pemain menggunakan telepon seluler di ruang ganti. Apa yang dilakukan Montella sekilas begitu mirip dengan metode Pep Guardiola.

Baca Juga:

Bukan rahasia lagi jika Montella menganut falsafah serupa dengan Pep, baik soal detail di luar maupun dalam lapangan.

Ketika tidak memegang bola, personel Milan racikan Montella justru melangkah maju alih-alih menjaga kedalaman di belakang.

Taktik tersebut jelas terlihat kala Milan menekuk Chievo Verona dengan skor 3-1 pada pekan kedelapan Serie A 2016-2017.

Montella menggeber 4-3-3. Tetapi, pada praktiknya, Milan bermain dengan tiga bek: Gabriel Paletta, Alessio Romagnoli, dan Mattia De Sciglio.

Ignazio Abate, yang di atas kertas bertugas sebagai bek kanan, tampil jauh lebih ke depan, sejajar dengan gelandang.

Tekanan

Dengan demikian, Milan bisa unggul jumlah pemain di tengah sehingga taktik pressing sudah bisa dilakukan sejak dari area ofensif.

"Chievo sangat terorganisasi ketika tertekan. Namun, kami tahu harus bekerja dengan baik. Kami berhasil menjalankan tugas," tutur Montella mengomentari taktiknya.

Strategi yang diterapkan Montella sukses besar. Pressing intens Milan membuat Chievo panik. Sepasang gol pembuka kemenangan 3-1 Milan diawali oleh adegan kehilangan bola pemain Chievo.

Tekanan dari Gianluca Lapadula memicu operan buruk Fabrizio Cacciatore. Juraj Kucka kemudian melakukan intersep dan menjaringkan bola ke gawang Chievo.

Proses gol kedua mirip. Gol M'Baye Niang juga diawali oleh intersep brilian dari Bonaventura. Milan arahan Montella begitu rajin meneror lawan sejak dari zona ofensif.

Tak heran jika musim ini Il Diavolo cukup sering mendapatkan gol yang bersumber dari kesalahan musuh. Melawan Juventus pada pekan kesembilan, L'areoplanino mengimbau timnya untuk kembali mempertontonkan intensitas serupa.

"Kami harus memenangi duel di lini tengah," kata Montella di Milan TV.

[video]http://video.kompas.com/e/5181002352001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Aloysius Gonsaga
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X