Ajax Amsterdam bisa percaya diri menatap partai bergengsi De Klassieker melawan tuan rumah Feyenoord Rotterdam pada Minggu 23 Oktober 2016. Performa Hakim Ziyech menjadi alasannya.
Ziyech cemerlang sepanjang Oktober 2016. Gelandang serang berpaspor Maroko ini mencetak empat gol dalam lima pertandingan yang sudah dijalani pada Oktober 2016.
Setelah bersama Maroko bermain imbang 0-0 dengan Gabon di Kualifikasi Piala Afirka 2017, Ziyech mencetak dua gol penalti kala Maroko mengalahkan Kanada 4-0 dalam partai uji coba di Marakech pada 11 Oktober.
Sebelumnya, Ziyech mencetak satu gol kala Ajax mengalahkan Utrecht 3-2 di partai pekan ke-8 Liga Belanda pada 2 Oktober di Amsterdam Arena.
Terakhir, pemain kidal berusia 23 tahun ini mengemas satu gol indah kala Ajax bermain imbang 2-2 dengan tuan rumah Celta Vigo di Liga Europa pada Kamis 20 Oktober.
Mendapat operan dari Kasper Dolberg, Ziyech menggiring bola dan kemudian mengecoh gelandang Celta, Nemanja Radoja, sebelum melepas tembakan yang menaklukkan kiper Ruben Blanco.
"Saya mendapat bola operan balik dari Kasper dan saya menyambutnya dengan baik lalu saya bisa membuat kecepatan. Saya kemudian berpura-pura bergerak ke dalam, tapi saya bergerak ke luar. Kiper maju, jadi saya menembak rendah ke pojok," kata Ziyech kepada Telesport.
Penampilan bagus tersebut menjadi modal bagus Ajax untuk menghadapi tuan rumah Feyenoord pada Minggu 23 Oktober di Stadion De Kuip.
Ziyech sudah tidak sabar tampil di De Klassiker, sebutan untuk duel kedua klub terbesar di Belanda itu. Ini akan menjadi De Klassieker pertamanya setelah bergabung ke Ajax dari Twente pada akhir Agustus 2016.
"Kami harus memenangi pertandingan ini," kata Ziyech.
"Tentu saja selalu indah jika dapat mencetak gol. Ini klassieker pertama saya, jadi saya sangat menantikannya," ucap pemain kidal tersebut.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Telesport |
Komentar