Performa Persib di Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016 tampaknya kurang meyakinkan. Selisih gol paling buruk di jajaran 10 besar tak hanya membuat produktivitas lini depan Maung Bandung disorot, tapi juga sektor pertahanan.
Penulis: Budi Kresnadi/Ferry Tri Adi
Hingga pekan ke-24 (tanpa menghitung laga sejak Senin karena di luar tenggat cetak BOLA) koleksi 25 gol Persib ialah yang terburuk di jajaran 10 besar. Di tempat kedua memang ada Arema dengan 26 gol.
Namun, tersendatnya keran gol Singo Edan seakan jauh dari sorotan karena dibarengi performa apik lini belakang.
Arema baru kebobolan 10 gol atau terbaik di TSC 2016, sementara Persib sudah kebobolan 26 gol atau terburuk keempat setelah PSM (32), Pusamania Borneo, dan Madura United (28).
Dua catatan tersebut membuat cela Persib terekspos. Tekanan terhadap Djadjang Nurdjaman makin kencang setelah melihat fakta selisih gol -1 atau yang paling jelek di deretan 10 besar.
Belum juga tuntas membenahi produktivitas lini depan, Djanur diberikan pekerjaan rumah lagi soal pertahanan. Buat tim sekelas Maung Bandung, kebobolan 26 dari 23 laga (1,13 per laga) tentu sangat memprihatinkan.
Baca Juga:
- Bos Man City Bocorkan Keinginan Bonucci Dilatih Pep Guardiola
- Berat Badan Tak Lagi Membuat Kiper Senior Arema
- 3 Alasan Manchester City akan Menang Atas Barcelona
Yang terbaru, lini belakang Persib kurang sigap mengantisipasi bola-bola mati. Dua gol Mitra Kukar pada Minggu (16/10) berasal dari set-piece.
"Kami sudah berulang kali membenahi pertahanan dalam latihan, termasuk antisipasi skema bola mati. Namun, saat pertandingan buyar lagi," ujar Djanur.
Djanur menyebut banyak faktor yang membuat pertahanan Persib rapuh. Kurang disiplinnya pemain, tak hanya pemain belakang, dalam menghadapi serangan lawan menjadi salah satu faktor. Komunikasi antarpemain pun tak berjalan baik.
"Pemain kurang disiplin khususnya waktu menghadapi serangan balik lawan. Tak hanya lini belakang memang, tapi semuanya harus diperbaiki," katanya.
Ceroboh
Mantan libero sekaligus kapten Persib, Robby Darwis, juga senada dengan Djanur. Bola mati tak bisa diantisipasi dengan baik. Selain itu, sejumlah gol ke gawang Persib terjadi karena miskomunikasi lini belakang.
Sementara itu duet Vladimir Vujovic dan Yanto Basna melahirkan sejumlah masalah. Performa Vujovic sudah menurun, sedangkan Yanto kerap ceroboh.
"Yanto kadang suka terlalu percaya diri memainkan bola di belakang. Mungkin karena usianya masih muda sehingga ingin memperlihatkan egonya. Padahal, dia punya potensi menjadi bek tangguh," tutur Robby.
Data Kebobolan Persib via Labbola:
- Open Play : 19
- Set-piece (Corner Kick) : 4
- Set-piece (Free Kick) : 1
- Penalti : 2
- Total kebobolan : 26
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar