Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Leipzig, Pesaing Masa Depan Bayern

By Sabtu, 15 Oktober 2016 | 09:58 WIB
Carlo Ancelotti tampak kecewa dengan performa Bayern Muenchen pada pertandingan kontra Atletico Madrid di Vicente Calderon, Rabu (28/9/2016).
PIERRE-PHILIPPE MARCOU/AFP
Carlo Ancelotti tampak kecewa dengan performa Bayern Muenchen pada pertandingan kontra Atletico Madrid di Vicente Calderon, Rabu (28/9/2016).

Sudah bukan rahasia lagi RB Leipzig saat ini adalah klub yang paling dibenci di Bundesliga. Hanya, skuat asuhan Ralph Hasenhuttl sejatinya berpotensi membawa angin segar di dunia sepak bola Jerman.

Penulis: Sem Bagaskara

Dalam beberapa musim terakhir, Bundesliga seperti hanya menjadi kompetisi untuk dua kutub besar, yakni Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund. Sepak bola menjadi menarik karena sulit diprediksi.

Jika unsur itu hilang, tentu kompetisi akan terasa membosankan. Premier League disukai karena terdapat empat sampai lima tim yang bersaing memperebutkan gelar.

"Saya berada di pesawat dengan Karl-Heinz Rummenigge (CEO Muenchen). Ia berkata dan saya sepakat bahwa akan menyenangkan jika Muenchen merasakan persaingan ekstra," CEO RB Leipzig dan kepala proyek Red Bull Global Soccer, Oliver Mintzlaff.

RB Leipzig memiliki mimpi bisa menjadi rival Muenchen di masa depan. Terlalu muluk? Tidak juga. Berbekal otot finansial kuat plus fasilitas latihan kelas satu RB Leipzig punya peluang bagus menggapai mimpi mereka.

Filosofi

Masa depan sudah disiapkan oleh klub yang berbasis di kawasan Sachsen itu. Manuver di bursa transfer mendeskripsikan rencana jangka panjang RB Leipzig.

Kendati didukung otot finansial kuat, RB Leipzig tak asal membeli pemain. Direktur olahraga tim, Rangnick, mengutamakan pemain yang berusia di kisaran 17 sampai 24 tahun.

Baca Juga:

Timo Werner (20 tahun) adalah contoh terbaik. Ia dibeli dari Stuttgart dengan biaya 10 juta euro. Werner segera menjadi andalan tim dan kini telah mengemas tiga gol di Bundesliga 2016-2017.

Alasan Rangnick memilih fokus kepada pemain muda ketimbang membeli bintang jadi sangat bisa dipahami. Personel belia akan lebih mudah menerima filosofi yang coba ditanamkan RB Leipzig.

Rangnick selama ini dikenal sebagai salah satu 'bapak" sepak bola pressing Jerman. Ia bahkan sempat dijuluki Arsene Wenger versi Jerman.

"Agresif dalam menyerang, bertahan, dan menekan," begitu Rangnick menjelaskan filosofinya kepada Die Welt.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X