Tottenham Hotspur menjadi satu-satunya tim EPL yang belum pernah kalah. Tetapi, mereka tetap tidak bisa menggenggam posisi puncak klasemen. Mengapa?
Penulis: Rizki Indra Sofa
Jawabannya konsistensi. Kendati sudah pernah kalah, satu kali dari Tottenham juga, Manchester City lebih rutin mengoleksi kemenangan ketimbang Spurs. Alhasil, perolehan poin mereka lebih banyak daripada klub London tersebut.
Konsistensi adalah kelemahan Spurs. Konsistensi di sisi rutinitas mereka mengalahkan lawan yang di atas kertas lebih lemah. Musim ini, anak asuh Mauricio Pochettino mencoba menggebah kelemahan itu. Mereka sudah bisa menunjukkan mampu mengalahkan rival papan atas, seperti City.
Sekarang, Spurs juga harus bisa menunjukkan kemampuan menang atas tim papan bawah. Musim lalu, Spurs adalah kandidat terkuat pesaing Leicester City, tetapi Harry Kane cs terlalu banyak meraih hasil seri. Total 13 kali imbang mereka pada EPL 2015-1016 adalah yang paling banyak di enam kompetisi teratas di piramida sepak bola Inggris!
Hal itu saja sudah menunjukkan fakta ketidakmampuan Spurs mengambil kesempatan menang. Dua dari 13 hasil imbang musim lalu itu didapatkan dari West Brom, rival mereka pada Sabtu (15/10/2016).
Spurs ditahan imbang 1-1 di The Hawthorn Desember silam dan di White Hart Lane akhir April. Situasinya sama. Spurs mampu unggul lebih dulu, tapi kehilangan dua poin setelah disamakan gol oleh West Brom.
Baca Juga:
- Mourinho Samakan Duel United Vs Liverpool dengan Tiga Big Match di Eropa
- Raja Meninggal, Liga Thailand Dihentikan, Muang Thong Juara
- Klopp: Selama Saya Hidup, Liverpool Vs United Tak Akan Jadi Pertandingan Biasa
Pochettino mencoba mencegah situasi itu terjadi lagi. Kemampuan super mereka melawan tim papan atas harus bisa ditularkan ke tim seperti West Brom. Kesempatan musim ini jauh lebih besar. Secara kolektif, Spurs punya pertahanan lebih bagus ketimbang musim lalu, yang juga sebetulnya paling tangguh di EPL 2015-2016.
Gawang Hugo Lloris baru jebol tiga kali, terbaik di Inggris. Meski barisan depan relatif kurang tajam, 12 gol dari tujuh laga, kekokohan pertahanan membuat selisih gol mereka sebetulnya tidak kalah dari tim ofensif yang lebih tajam seperti Liverpool, Arsenal, dan bahkan Manchester United.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar