Setiap pebalap punya sirkuit kesukaan, terutama karena kecocokan dengan gaya balapnya. Namun, ada satu sirkuit yang sebenarnya bukan kesukaan seorang pebalap, tapi dia mampu menaklukkannya.
Penulis: Arief Kurniawan
Salah satu faktor kenapa trek ini bisa ditaklukkan oleh juara dunia MotoGP 2010, 2012, dan 2015 itu adalah ada jenis tikungan yang cocok dengan dia, walau secara umum bukan makanan empuknya.
Motegi adalah trek dengan karakter stop and go, alias mengerem keras dan lalu berakselerasi cepat.
Sirkuit dengan karakter seperti itu sebenarnya lebih cocok buat Ducati. Cerminannya bisa dilihat pada trek Red Bull Ring di Austria, di mana duet Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso memberikan podium 1-2 buat motor Italia tersebut.
Akan tetapi, setelah duet Ducati, ada duet Yamaha yang membuntuti mereka. Artinya, Yamaha juga bisa tampil sangat baik di trek seperti Red Bull Ring tersebut.
Ada satu perbedaan antara Red Bull Ring dan Motegi dan ini bisa menguntungkan Yamaha. Dan, itu adalah tidak semua tikungan di Motegi berkarakter stop and go seperti di Red Bull Ring.
Masih ada beberapa bagian trek dan tikungan yang lebih disukai baik oleh Jorge Lorenzo maupun Valentino Rossi.
Lorenzo misalnya. Pebalap Spanyol tersebut terkenal dengan cornering speed-nya, alias konsisten berkecepatan tinggi di tikungan.
Kecepatan seperti itu hanya bisa terpakai maksimal bila jenis tikungannya melengkung dan panjang.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.707 |
Komentar