Persebaya Surabaya mati suri. Tetapi, tim ini tetap dihuni sejumlah pemain yang rela bertahan bersama klub asal Kota Pahlawan dan mereka adalah para loyalis Bajul Ijo, julukan Persebaya.
Lantas, apa alasan utama mereka bertahan saat Persebaya mati suri sejak tiga musim terakhir? Jefri Prasetyo dan loyalis Persebaya lainnya menyebut karena mereka lahir dan besar di Surabaya.
Mereka tetap bertahan membela panji Persebaya hingga kini juga karena kebanggaan. Persebaya disebut mereka sebuah loyalitas bahkan identitas yang tidak bisa tergantikan.
Jefri Prasetyo misalnya. Pemain yang menempati posisi bek ini memilih bertahan di Persebaya hingga sekarang. Dia tidak mempermasalahkan meski tidak menerima gaji dari manajemen.
Dia beralasan loyalitas untuk tim berjuluk Bajul Ijo ini di atas segalanya.
”Saya akui, kami berlatih di sini tidak mendapatkan bayaran. Bagi saya, yang lebih utama memberi semangat pada pemain pemain muda untuk terus berlatih di Persebaya,” tutur Jefri.
”Ada beberapa tim dari Divisi Utama yang menghubungi saya waktu itu. Tetapi saya menolaknya."
Bek Persebaya, Jefri Prasetyo
Jefri mengungkapkan, sejatinya ada beberapa tim yang sekarang berkiprah Indonesia Soccer Championship (ISC) B ingin memakai jasanya untuk bermain. Tetapi, semua tawaran itu ditolaknya.
”Ada beberapa tim dari Divisi Utama yang menghubungi saya waktu itu. Tetapi saya menolaknya. Saya hanya ingin bermain di sini,” katanya.
Lalu kalau saya pergi, siapa lagi yang akan memberi suntikan semangat ke pemain-pemain junior di sini. Selain itu, saya asli arek Suroboyo,” kata Jefri.
Pemain yang sempat membela Persibom Bolang Mongondow ini berharap, PSSI pada kongres yang terlaksana 17 Oktober 2016 benar-benar memutuskan Persebaya diakui secara resmi.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar