Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tiga Hal yang Membuat Robert Alberts Tetap Membekas di Benak Aremania

By Ovan Setiawan - Rabu, 12 Oktober 2016 | 21:46 WIB
Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts saat jumpa pers seusai timnya dikalahkan tuan rumah Madura United di Stadion Gelora Bangkalan, Rabu (20/7/2016).
SUCI RAHAYU/JUARA.net
Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts saat jumpa pers seusai timnya dikalahkan tuan rumah Madura United di Stadion Gelora Bangkalan, Rabu (20/7/2016).

Kerinduan Aremania terhadap Robert Rene Alberts akan segera terobati saat pelatih asal Belanda tersebut datang ke Malang membawa PSM Makassar berhadapan dengan Arema Cronus di Stadion Gajayana, Kota Malang pada Jumat malam (14/10/2016).

Robert merupakan bagian penting dari cerita sukses Arema merengkuh gelar juara Indonesia Super League 2009-2010. Maka tidak heran bila Robert masih membekas dalam benak Aremania hingga saat ini, bahkan pada saat memasuki bursa pelatih, namanya selalu disebut.

Selain mampu membawa Arema juara, ada dua hal lain yang tidak kalah penting dari seorang Robert yang sulit dimiliki pelatih lain yang pernah menangani tim Singo Edan. Di antaranya adalalah Robert merupakan pelatih yang pandai menciptakan personal branding yang kuat di mata suporter, bahkan dia yang membawa tren atribut Arema berwarna putih dengan tanda tangan seluruh pemain.

Bahkan, tidak jarang ada Aremania yang datang ke stadion dengan membawa spanduk atau gambar berukuran besar dengan gambar pelatih yang akrab disapa Meneer ini.

Bukan hanya di mata Aremania, saat menukangi PSM, pelatih berusia 61 tahun tersebut juga mampu menarik hati suporter PSM dengan gayanya yang hangat dan selalu tersenyum melambaikan tangan ke arah suporter.

“Memang ada kedekatan emosional yang bisa dibangun oleh Robert dengan suporter saat itu,” ucap Amin, Ketua Korwil Aremania Sukorejo, Pasuruan.

Satu hal lainnya adalah Robert merupakan pelatih yang memiliki naluri taktik yang kuat, yang mampu memaksimalkan seluruh elemen tim, yakni dengan kolaborasi pemain asing, pemain senior dan pemain muda yang dimiliki oleh Arema. Pemain asing yang memperkuat Arema saat itu adalah Roman Chmelo, Esteban Guillen, Muhammad Ridhuan, dan Noh Alam Shah.

Sedangkan untuk pemain muda saat itu sebut saja nama-nama seperti Sunarto, Johan Ahmad Alfarizie, Dendi Santoso yang semuanya adalah produk asli Akademi Arema.

“Sebenarnya ini yang kami rindukan saat ini, pelatih yang mampu memberikan kepercayaan kepada pemain muda dan pandai meramu taktik,” sambungnya.

Lepas dari hal tersebut, Amin mengungkapkan bahwa kedatangan Robert ke Malang tetap sebagai pelatih tim lawan yang harus dikalahkan oleh Arema.

"Robert adalah bagian dari masa lalu, Arema harus mengalahkan musuh-musuhnya," ujar pria yang pernah lari Pasuruan-Malang demi memenuhi nadzar Arema runner up Indonesia Super League 2012-2013 ini.


Editor : Aloysius Gonsaga
Sumber : juara


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X