Pangkostrad Edy Rahmayadi kaget saat mengetahui bayaran pelatih asing berlisensi A UEFA minimal Rp2 juta per pertandingan. Itu salah satu temuan yang membuatnya ingin mendorong tim-tim dalam negeri untuk mengurangi pemborosan dana dengan memakai jasa orang asing.
Penulis: Persiana Galih
Keinginan itu menjadi prioritas utama Edy dalam membangun PSSI jika terpilih sebagai ketua umum dalam Kongres PSSI, Senin (17/10).
"Nanti saya akan bekerja sama dengan Menteri Pendidikan untuk menyiapkan kurikulum pelatih seperti yang dimiliki Eropa, terutama beberapa perguruan tinggi yang punya fakultas olahraga," tutur Edy.
Dengan begitu, ia akan merumuskan aturan agar pelatih yang dipakai PSSI harus lulusan perguruan tinggi tersebut.
Tak hanya itu, ia pun akan mendorong Menteri Pendidikan untuk merumuskan kurikulum wasit. Sama seperti pembinaan pelatih, kurikulum wasit pun akan dimasukkan di beberapa perguruan tinggi.
"Untuk sementara waktu, PSSI pakai saja wasit TNI dan Polri. Sementara wasit lain harus punya ijazah studi wasit untuk bisa memimpin pertandingan lagi," kata pria berusia 55 tahun ini.
Baca Juga:
- Kalimat Sakti Sir Alex Ferguson Saat Man United Jumpa Liverpool
- Seperti Terbang, Cristiano Ronaldo Bikin Rekan Setim Hampir Kehabisan Napas
- Berakhir dengan Garuda Indonesia, Liverpool Gandeng Maskapai Malaysia
Umum PSSI, Edy pun akan meminta bantuan pemerintah untuk menambah jumlah stadion bertaraf internasional di seluruh belahan Indonesia.
"Saya akan menghadap Menteri Dalam Negeri untuk membuat kesepakatan tentang pembangunan satu lapangan sepak bola di setiap provinsi. Lapangannya harus sekelas Stadion Gelora Bung Karno," katanya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.706 |
Komentar