Fantastis. Begitulah performa Mario Mandzukic bersama tim nasional Kroasia dalam dua pertandingan terkini di Kualifikasi Piala Dunia 2018.
Penulis: Indra Citra Sena
Bagaimana tidak? Mandzukic mencetak empat gol, masing-masing tiga ke gawang Kosovo, Kamis (6/10/2016), plus satu lainnya saat meladeni Finlandia tiga hari berselang. Kedua laga tersebut berujung kemenangan bagi Kroasia.
Kecemerlangan Mandzukic di level timnas begitu kontras dengan di klub bareng Juventus.
Dia mengalami masa paceklik lantaran belum juga membuka rekening gol kendati sudah tujuh kali tampil, baik di Serie A maupun Liga Champion.
Musim lalu, Mandzukic langsung membobol gawang lawan dalam debut kontra Lazio di ajang Supercoppa Italiana 2015.
Dia juga mampu membukukan 13 gol di semua kompetisi, termasuk Serie A (10) dan Liga Champions (2).
Dekadensi ketajaman Mandzukic berkaitan dengan kedatangan Gonzalo Higuain per musim panas 2016.
Pemain berusia 30 tahun itu kini menjadi prioritas ketiga di bawah Higuain dan Paulo Dybala untuk mengisi lini depan Juventus.
Situasi ini dikabarkan membuat Mandzukic gerah.
Media-media lokal pun mulai ramai melansir berita tentang potensi transfer sekaligus menyebutkan sederet klub yang berminat menampung striker bertinggi 190 sentimeter tersebut.
PSG merupakan salah satu peminat Mandzukic. Klub raksasa Prancis itu memang tengah berburu striker berkualitas menyusul kepergian Zlatan Ibrahimovic.
Dia diproyeksikan sebagai tandem Edinson Cavani.
Baca Juga:
- Kiper Paraguay Memang Sudah Tahu Arah Tendangan Penalti Aguero
- Mainkan 4 Penyerang, Pelatih Argentina Sesali Kegagalan Penalti Aguero
- Komentar Luis Suarez Seusai Cetak Gol di Bawah Terpaan Hujan
Peminat rupanya juga datang dari belahan dunia lain. Surat kabar La Gazzetta dello Sport menyebutkan Shanghai Shenhua berencana mengajukan penawaran agar dapat memboyong Mandzukic ke Liga Primer China.
Juventus bukannya mengabaikan isu transfer Mandzukic.
Manajemen klub bahkan siap menggunakannya sebagai objek barter dalam upaya merayu Arsenal atau Liverpool agar salah satu dari mereka bersedia melepas Alexis Sanchez atau Divock Origi.
Seandainya benar-benar hengkang, Mandzukic melanjutkan rutinitas yang telah ia jalani sedari awal karier profesional. Dia seperti ogah berlama-lama di satu klub sehingga layak dijuluki Si Kutu Loncat.
Sejauh ini, Mandzukic pernah malang-melintang bersama enam klub di empat negara berbeda. Masa bakti terlamanya adalah tiga musim sewaktu memperkuat Dinamo Zagreb.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar