Gelar tunggal putra kategori U-15 pada turnamen Blibli.com Badminton Asia U17 & U15 Junior Championships 2016 dipastikan menjadi milik Indonesia setelah terjadi final sesama pemain dari Tanah Air. Muhamad Akbar Firdaus memberikan kepastian itu setelah melewati drama menegangkan ketika melawan pemain Taiwan, Liao Jhuo-Fu, pada partai semifinal di GOR Jati, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (8/10/2/16).
Dalam duel berdurasi 48 menit tersebut, Firdaus memang menang straight game 30-28, 21-13. Tetapi, unggulan kedua ini sempat berada di dalam tekanan, bahkan nyaris kalah pada gim pertama. Beruntung bagi pemain berusia 14 tahun ini, karena wasit menyelamatkannya saat kondisi kritis.
Ya, pada gim pertama yang sangat menegangkan itu, Firdaus sudah sempat dinyatakan kalah karena saat tertinggal 27-28, bola pengembaliannya terlalu panjang. Hakim garis sudah menyatakan shuttlecock keluar. Tetapi wasit menganulir keputusan hakim garis karena bola pengembalian Firdaus dinyatakan lebih dulu menyentuh raket Liao, sehingga skor menjadi imbang 28-28.
"Padahal saya juga sudah angkat tas dan siap-siap pindah tempat karena merasa sudah kalah. Tetapi setelah wasit menyatakan fault membuat skor menjadi imbang. Ini menjadi titik balik yang membuat saya bisa menang," ujar Firdaus usai pertandingan.
Benar saja, pada gim kedua Firdaus sudah tak terbendung lagi. Permainan cepat yang diperagakan pemain bertubuh mungil ini tak bisa diimbangi oleh Liao sehingga dia dengan cukup mudah memenangkan gim tersebut dengan 21-13. Alhasil, Firdaus pun menembus final untuk bertemu kompatriotnya yang ditempatkan sebagai unggulan keempat, Muhammad Asqar Harianto, yang menyingkirkan unggulan utama asal Hong Kong, Ko Shing Hei.
Ini menjadi partai ulangan final Sirkuit Nasional Jakarta 2016 pada bulan Mei yang lalu. Saat itu, Firdaus harus mengakui keunggulan Asqar, sehingga final pada Minggu (9/10/2016) ini menjadi kesempatan bagi pemain asal Bandung tersebut untuk melakukan pembalasan.
"Insya Allah, pertandingan ini bisa menjadi balas dendam bagi saya setelah kalah saat Sirnas di Jakarta," ungkap Firdaus.
Mengidolakan Anthony Sinisuka Ginting
Meskipun posturnya kecil, Firdaus bermain sangat agresif dan cepat. Rupanya, pemain kelahiran Bandung ini ingin mengikuti cara bermain pebulu tangkis idolanya, Anthony Sinisuka Ginting. yang kini diproyeksikan sebagai tunggal putra masa depan Indonesia (bersama dengan Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa). Padahal, usia Anthony Ginting baru 19 tahun, yang berarti mereka hanya terpaut lima tahun.
"Saya mengidolakan Ginting karena dia bermain sangat cepat," ujar Firdaus, yang tidak mempermasalahkan usia mereka yang tidak terpaut jauh.
Firdaus pun berbicara tentang targetnya pada turnamen ini. Diakuinya, menembus final sudah lebih dari apa yang dipatok karena pada awalnya Firdaus hanya mencanangkan untuk bisa mencapai babak empat besar alias semifinal.
"Target saya hanya mencapai semifinal. Tetapi karena lawan dari India walk out (WO) pada babak kedua membuat langkah saya menjadi ringan dan kini bisa mencapai final," tutur Firdaus.
Lawan yang dimaksud Firdaus adalah Maisnam Meiraba, yang mengalahkannya dalam sebuah turnamen level grand prix. Pemain ini mundur dari turnamen sehingga memberikan keuntungan kepada Chaniru Mirando asal Sri Lanka, yang lolos ke babak ketiga tanpa perlu bertanding. Firdaus menyingkirkan Chaniru dengan 21-13, 21-9 sebelum menang 21-19, 21-12 atas pemain Indonesia lainnya, I Kadek Pande Dheva Brahmatya Putra, pada babak perempat final.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | juara.net |
Komentar