SOLO, JUARA.net – Usianya terhitung muda untuk menjadi kapten tim sebesar Mitra Kukar. Namun gelandang Bayu Pradana Andriatmoko yang berusia 25 tampil bagus dan sukses menembus timnas Indonesia efek tampil maksimal untuk Mitra Kukar.
Musim ini, Bayu Pradana sudah diberi kepercayaan menjadi kapten Mitra Kukar pada TSC 2016. Tak berhenti di situ. Dia juga kembali menghuni tim nasional (timnas) Indonesia.
Bayu termasuk salah satu pemain yang selalu dipanggil pelatih Alfred Riedl untuk menjalani pemusatan latihan yang dipersiapkan tampil di Piala AFF 2016.
Namun pencapaian Bayu tidak semudah membalikkan tangan. Pemain asal Salatiga ini harus berjuang keras saat mengawali karier sepak bolanya dengan membela Persepar Palangkaraya (saat ini berubah menjadi Kalteng Putra).
“Persaingannya sangat ketat. Tetapi saat itu, saya sudah merasa senang dan bangga bisa mengikuti seleksi timnas."
Gelandang Mitra Kukar, Bayu Pradana
Saat itu, dia bersama Persepar berkompetidi di Divisi I pada 2009.
Dari Kalimantan, dia kembali Jawa untuk memperkuat Persis Solo. Pertimbangannya, Bayu ingin bermain di klub yang tak jauh dari kota tempat tinggal keluarganya, Salatiga.
“Dari Persis, saya masih bermain di Divisi Utama dengan memperkuat Persipasi Bekasi dan kembali ke Palangkaraya karena membela Persepar lagi musim 2012-2013,” kata Bayu.
”Saat itu, Persepar memilih bermain di Liga Primer Indonesia (LPI). Saat di Persepar, saya sempat mengikuti seleksi timnas U-23 yang dipersiapkan untuk SEA Games 2013,” tutur.
Hanya, dia kalah bersaing sehingga tak lolos seleksi. Diakuinya, persaingan di posisi gelandang bertahan memang ketat. Apalagi, ada Dedi Kusnandar.
“Persaingannya sangat ketat. Tetapi saat itu, saya sudah merasa senang dan bangga bisa mengikuti seleksi timnas. Setelah gagal, saya termotivasi dengan berlatih keras,” ucapnya.
Meski demikian, Bayu masih berkutat di level Divisi Utama pada 2015 dengan membela Persiba Bantul. Selama enam tahun Bayu ditempa di kompetisi yang tidak kalah ketat walau level dua.
Namun menurut Bayu, dia merasa dimatangkan di kompetisi kasta kedua ini.
“Jadi, saat bermain di Indonesia Super League (ISL), saya sudah matang secara mental. Banyak pembelajaran selama bertahun-tahun, saat saya bermain di kompetisi Divisi Utama,” kata Bayu.
Baca juga:
- Pesaing Indonesia di Piala AFF 2016 Berpeluang Kalahkan Timnas Malaysia
- Menuju Markas Persegres, Pelatih Arema Khawatir soal Parkir Bus
- Mulianya Pemain Persija Setelah Akhiri Puasa Kemenangan
Kesempatan bermain di kasta tertinggi akhirnya diraih Bayu saat bergabung dengan Persiba Balikpapan. Hanya, dia belum sempat mencicipi panasnya ISL, karena liga dibubarkan oleh PSSI.
Saat digulirkannya TSC 2016, Bayu justru bergabung dengan tim ISL lainnya, Mitra Kukar. Belum satu musim, dia sudah mendapat kehormatan menjadi kapten tim.
Ini tampaknya merupakan buah dari kesabarannya saat ditempa di Divisi Utama.
“Ini merupakan tugas dan tanggung jawab yang harus dijalani. Saya tidak terbebani, tetapi saya berusaha menjalankannya dengan baik,” ucapnya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar