Eks striker tim nasional (timnas) Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, menjadi salah satu calon Ketua Umum (Ketum) PSSI periode 2016-2020. Sepak bola tanpa rekayasa dan pembinaan usia dini menjadi dua hal yang menjadi perhatian laki-laki berusia 40 tahun itu.
Jika terpilih, Kurniawan Dwi Yulianto mengaku bakal memfokuskan program-program kerjanya untuk pengembangan timnas dalam 5-10 tahun.
Hal itu disampaikan Kurniawan dalam debat calon Ketum PSSI di Gedung SCTV Tower, Senayan, jakarta, Selasa (4/10/2016).
"Bagi saya, pembinaan usia dini itu harga mati. Namun, salah satu kendala terbesar untuk itu adalah pencurian umur," ucap Kurniawan.
Baca juga:
- Kiper Cadangan Madura United Pun Bahagia
- Ketika Ronald Fagundez dan Pemain Level ISL Ikut Tarkam di Dieng
- Satu Kaki Andik Vermansah Cs di Final Piala Malaysia 2016
"Saya juga ingin menerapkan tata kelola sepak bola yang lebih baik. Semisal transparansi, perlindungan terhadap wasit dan pemain, serta percepatan liseni kepelatihan," katanya.
Kendati demikian, Kurniawan menegaskan bahwa tim senior tidak lantas dilupakan begitu saja. Menurut pria berusia kelahiran Magelang itu, skuat Garuda masih menjadi ujung tombak Indonesia pada pentas internasional.
"Fokus ke pembinaan bukan berarti saya mengabaikan tim senior Indonesia. Soalnya, kinerja mereka akan memengaruhi ranking kita di FIFA," tutur eks striker klub Swiss, FC Luzern itu.
Namun, Kurniawan enggan menjanjikan gelar juara timnas sebagai bahan "jualan" pada pemilihan ini. Menurut Kurniawan, kondisi sepak bola Indonesia masih labil dan sulit untuk mewujudkan hal tersebut dalam waktu dekat.
Tercatat, Kurniawan Dwi Yulianto menjadi calon Ketum PSSI termuda dibanding delapan kandidat lainnya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara |
Komentar